Wawancara Khusus dengan Emil Dardak
Emil Dardak Jawab soal Siapa Dia Dukung, Jokowi-Ma'ruf atau Prabowo-Sandi?
Di lobby hotel, Emil sudah ditunggu beberapa karyawan, termasuk koki restoran tempat Emil akan makan siang.
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Edi Sumardi
Pak Jokowi adalah presiden yang sangat berkomitmen memajukan Indonesia timur, mempercepat ketertinggalan infrastruktur kita dan berkomitmen memperlancar segala hambatan birokrasi dalam menciptakan kemudahan berusaha.
Itu prestasi yang tidak bisa dipungkiri oleh siapa pun, apalagi saya sebagai kepala daerah.
Kiai Ma’ruf adalah ulama besar.
Saya sebagai warga NU yang pernah jadi pengurus PC NU di Jepang, jadi saya sangat menghargai beliau.
Pak Prabowo, Partai Gerindra turut mendukung saya kemarin di Trenggalek.
Beliau sosok cerdas, ayahnya juga saya kagumi dan jadi inspirasi saya mengambil PhD termuda.
Saya dari dulu memang punya satu cita-cita setelah membaca profilnya Soemitro Djojohadikusumo, beliau ekonom Indonesia termahsyur, lulusan Belanda dan jadi doktor di usia muda kurang lebih 24 atau 25 tahun.
Dari membaca profile Soemitro Djojohadikoesoemo itulah, saya termotivasi untuk jadi doktor yang lebih muda lagi.
Sementara Pak Sandi adalah pengusaha rendah hati dan cerdas.
Kita bersyukur memiliki demokrasi berkualitas.
Kalau arah dukungan, saya coba mendukung proses demokrasi yang baik, tapi kalau disuruh bilang apakah presiden sekarang berprestasi?
Saya harus obyektif bilang, iya.
Kesan di Kota Makassar?
Saya suka Coto Makassar, saya senang makanan lautnya, udang, ikan.
Istri saya selalu menyebut restoran sea food yang ada di sini, dia senang banget.
Tadi, saya coba coto Makassar dengan daging lidah, wah enak banget, sayangnya gak bisa nambah.
Kuliner Makassar ini sudah termahsyur, saya rasa ini jadi daya tarik pariwisata luar biasa. Makanya saya ajak warga Makassar ke Jatim, dan sebaliknya.(*)
Berita ini telah terbit pada harian Tribun Timur edisi, Sabtu (22/9/2018) dan merupakan seri wawancara terakhir.