Komunitas Pemuda Pinrang Gelar Diskusi 2019 Ganti Presiden, Ini Ulasan Narasumber
Dalam ulasannya, Subair mengemukakan bahwa gerakan tersebut bisa saja masuk kategori keduanya (aspirasi dan provokasi).
Penulis: Hery Syahrullah | Editor: Mahyuddin
Laporan Wartawan TribunPinrang.com, Hery Syahrullah
TRIBUNPINRANG.COM, WATANG SAWITTO - Sejumlah komunitas pemuda menggelar Diskusi Intensif (Diksi) di Warung Kobass II, Jl Poros Pinrang-Parepare, Kecamatan Watang Sawitto, Kabupaten Pinrang, Jumat (31/8/2018) malam.
Kegiatan yang diinisiasi KosaKata, CoratCoret, Sahabat Kita, Lapak Baca At-Ta'lim, dan Komunitas Sepanjang Perjalanan ini mengangkat tema 'Gerakan #2019_Ganti_Presiden : Aspirasi atau Provokasi ?'
Dalam diskusi itu, menghadirkan dua narasumber.
Yakni Subair Umam selaku Pembina Gusdurian Pinrang / Mantan Aktivis Lapar Sulsel dan Muh Dirman Rasyid selaku Akademisi UIN Alauddin Makassar.
Dalam ulasannya, Subair mengemukakan bahwa gerakan tersebut bisa saja masuk kategori keduanya (aspirasi dan provokasi).
Baca: Inilah Kata-kata Ahmad Dhani Usai Deklarasi #2019GantiPresiden yang Bikin Dia Terancam Bui
Jikalau itu dijadikan sebagai ruang untuk menyampaikan gagasan dan program yang real untuk kemajuan bangsa ke depan, maka itu adalah aspirasi yang tentu sangat perlu untuk diapresiasi.
"Namun, jikalau gerakan itu justru menyelipkan unsur penebaran kebencian, maka jelas itu adalah provokasi yang harus dibasmi," kata Subair dalam rilis yang diterima TribunPinrang.com, Sabtu (1/9/2018) malam.
Sementara itu, Muh Dirman Rasyid mengatakan, sulit untuk mengemukakan bahwa gerakan tersebut tak ditunggangi oleh pihak tertentu yang haus akan kepentingan.
Baca: Orasi Tolak #2019GantiPresiden Berakhir Ricuh di Makassar
"Ada beragam kepentingan yang bisa disusupi ke dalam gerakan itu. Baik soao politik, ekonomi, hasrat untuk eksis dan lainnya," jelasnya.
Menurut Dirman, tak perlu legitimasi orang cerdas untuk membaca kemungkinan-kemungkinan tersebut.
"Tapi intinya, gerakan #2019_Ganti_Presiden sebagai aspirasi dibutuhkan menjadi penyeimbang. Namun apabila menyerang pemerintah dengan hoax tanpa gagasan yang bijak, maka perlu untuk diberantas," pungkasnya.(*)