Naskah atau Isi Khutbah Idul Adha 2018 oleh Prof M Qasim Mathar di Pelabuhan Makassar
PT Pelindo IV (Persero) Cabang Makassar menggelar shalat Idul Adha 1439 H
Salam sejahtera juga kepada keluarga Rasul, para sahabatnya dan semua orang yang mengikuti petunjuk dan teladan Nabi.
Bertakwalah kepada Allah dengan ketakwaan yang benar.
“Hai orang-orang beriman, jauhi kebanyakan prasangka, karena sungguh sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan jangan menggunjing satu sama lain…” (Alquran, s. Al-Hujurat/49: 12)
“Jangan kamu mengikuti apa yang kamu tidak punya pengetahuan tentangnya. Sungguh pendengaran, penglihatan, dan hati akan dimintai pertanggungjawaban” (Alquran, surat Al-Isra/17: 36)
Baca: Daftar Ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha 2018 yang Bikin Adem, Sangat Cocok untuk Medsos
“Hai orang-orang beriman, saat kamu berjuang di jalan Allah, lakukanlah upaya mengkonfirmasi (berita yang kamu dengar,…)” (Alquran, surat An-Nisa/4: 94)
“Jangan kamu ikuti siapa saja yang suka menyumpah dan suka menghina, yang banyak mencela dan kian kemari menghambur fitnah” (Alquran, surat Al-Qalam/68: 10-11)
Kita kini sedang hidup di zaman milenial. Yaitu pergantian penting dua generasi: Generasi X (Gen-X) – generasi yang lahir sejak tahun 1980 hingga 1990-an - ke Generasi Y (Gen-Y) – generasi yang lahir ketika manusia masuk ke millennium kedua atau tahun 2000.
Bahkan, ada pendapat, kita sudah di Generasi Z (Gen-Z). Khatib tidak mau ikut dalam perdebatan para ahli tentang definisi ketiga generasi itu. Yang jelas kita sedang berada di zaman manusia lebih individual, lebih global, berpikiran lebih terbuka, lebih merdeka, lebih liberal, lebih mengakrabi teknologi.
Inilah generasi di mana teknologi media sosial (medsos), seperti: internet, Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp, dan lain-lain, sudah mirip agama, ditaati, disakralkan (disucikan) sebagai sumber kebenaran.
Tiba-tiba muncul orang hebat karena viral di medsos.
Baca: Niat dan Tata Cara Shalat Idul Adha 2018, Bedakan Jumlah Takbir Rakaat I dan II
Tiba-tiba tampak keburukan orang yang sebelumnya dihormati, karena viral di medsos.
Teman-teman kita meminta kita men-share, membagikan dan menyiarkan tulisan, gambar, video, berita yang mereka kirim. Kitapun dengan cekatan memviralkan, menshare, menyiarkannya tanpa periksa, tanpa konfirmasi, tanpa tabayyun. Inilah zaman, dengan teknologi dan medsosnya, kaum muslimin ikut-ikutan menyiarkan hoax, kebohongan, fitnah, provokasi yang tidak bertanggungjawab.
Prasangka yang bermuatan dosa, mencari-cari keburukan orang, bergunjing, cerewet tanpa tahu persoalan, mengompori cela mencela, sumpah menyumpah, meramaikan fitnah yang beredar, adalah semua itu, boleh jadi, menjadi tradisi baru kita di era milenial ini, melalui barang produk teknologi yang kita miliki (handphone, smartphone, tablet, dan lain-lain).
Sangat mungkin, apalagi pada saat ini, ketika bangsa kita berada di tahun-tahun politik, pilkada serempak yang belum lama telah dilaksanakan dan pilpres dan pileg yang akan kita laksanakan pada April tahun depan, istilah seperti umat dan ulama, diperdebatgunjingkan sarat dengan kepentingan politik masing-masing dari mereka yang memperdebatgunjingkannya.
Alquran menerangkan kata “ummat” dengan pengertian yang jauh lebih luas dari sekedar berarti kelompok manusia. Perhatikanlah ayat Alquran yang artinya sebagai berikut: