Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Selama 39 Menit, Mahfud MD Beberkan Penyebab Dirinya Gagal Jadi Cawapres dan Disebut Bukan Kader NU

Selama 39 Menit Ini, Mahfud MD Beberkan Penyebab Dirinya Gagal Jadi Cawapres dan Disebut Bukan Kader NU

Penulis: Sakinah Sudin | Editor: Sakinah Sudin
Mahfud MD (youtube/ Indonesia Lawyers Club tvOne) 

TRIBUN-TIMUR.COM - Selama 39 Menit, Mahfud MD Beberkan Penyebab Dirinya Gagal  JadiCawapres dan Disebut Bukan Kader NU

Nama Mahfud MD banyak dibicarakan belakangan ini.

Seperti diketahui, Mahfud MD gagal menjadi cawapres di detik-detik pengumuman cawapres oleh Jokowi dan partai koalisi.

Bukan Mahfud, justru nama Ma'ruf Amin yang disebut Jokowi.

Tentu ini mengejutkan banyak pihak.

Beragam isu kemudian berkembang.

Banyak pula yang menyebut Mahfud sebagai korban PHP (Pemberi Harapan Palsu).

Meski Mahfud MD sudah memberikan tanggapannya, sesaat setelah penguman, tetap saja masih banyak isu yang berkembang.

Baca: 7 Tahun Menikah, Jebolan Indonesian Idol Delon Digugat Cerai Yeslin Wang, Ini Penyebabnya

Baca: Live di RCTI, Piala Super Eropa Real Madrid vs Atletico Madrid, Laga Resmi Perdana Tanpa Ronaldo

Baca: Update Persib Bandung - Mario Gomez Tarik Beckham ke Maung Bandung

Terkait hal tersebut, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu akhirnya buka suara.

Mahfud membeberkan kronologi lengkap penyebab dirinya gagal jadi calon wakil presiden (Jokowi).

Hal tersebut diungkapkan Mahfud dalam video berdurasi 39 menit 33 detik, saat menjadi salah satu narasumber program Indonesia Lawyers Club tvOne bertajuk Antara Mahar dan PHP, yang tayang Selasa (14/8/2018).

"Saya sudah menyatakan sebenarnya, sesudah pengumuman itu, itu sudah realitas politik yang tidak terhindarkan. Seperti kata bang Karni tadi, politik itu musimnya bisa berubah secara cepat dan tiba-tiba," kata Mahfud memulai pembicaraan.

"Saya katakan tidak apa-apa. Saya harus lebih mengutamakan mekanisme dan agenda konstitusional untuk NKRI itu jalan, gitu. Tidak usah diributkan. Karena itu biasa terjadi dan saya bukan yang pertama, saya kira, di Indonesia ini yang mengalami hal seperti itu. Cuma saya menjadi lebih dramatis ya," imbuhnya.

Baca: Krisis Air Bersih, Tim Survei Badan Geologi Cari Sumber Air 4 Dusun di Bontoa

Baca: Ruas Jalan di Dusun Nanna Luwu Utara Rusak

Mahfud MD lalu menceritakan awal mula dirinya diminta menjadi cawapres Jokowi.

Pada 1 Agustus sekitar pukul 23.00 WIB, kata Mahfud, dirinya diminta oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensegnes) Pratikno untuk bersiap-siap.

"Pak Mahfud sekarang pilihan mengerucut ke bapak. Harap bersiap-siap. Nanti pada saatnya akan diumumkan. Oke. Syarat-syarat yang diperlukan segera mulai disiapkan. Tidak harus lengkap, yang penting ada dulu, " kata Mahfud menirukan ucapan Pratikno.

Seminggu kemudian tepatnya Rabu malam, lanjut Mahfud, dirinya kembali diundang Pratikno.

Di rumah Pratikno, kata Mahfud, dia diberi tahu bahwa besok (Kamis 9 Agustus 2018) akan ada pengumuman cawapres.

"Sudah diputuskan pak Mahfud. Sekarang semua sudah disiapkan. Upacaranya, apa, nanti berangkat dari Gedung Juang pak Mahfud naik sepeda motor bersama pak Jokowi. Pak Mahfud bonceng, pak Jokowi yang di depan," kata Mahfud lagi mengulang perkataan Pratikno.

"Jadi sudah detil begitu. Lalu pagi, Kamisnya, saya ditelpon oleh Pramono Anung," lanjut Mahfud.

Baca: Aspek Kebebasan Sipil di Sulbar Tahun 2017 Dapat Predikat Buruk

Baca: Kantongi Dua Saset Sabu, Warga Marusu Ditangkap Polres Maros

Pramono Anung, kata Mahfud, meminta CV untuk keperluan deklarasi karena nama harus persis berdasarkan CV yang resmi.

Pada saat bersamaan, lanjutnya, dia mendapat telpon dari asisten ajudan presiden untuk keperluan pembuatan baju.

Saat mengantarkan CV, kata Mahfud, dirinya berkomunikasi dengan Teten.

"Dikatakan nanti akan diumumkan di pelataran, pak Mahfud nanti datang ke sana. Sambil menunggu nanti akan duduk di ruang sebelah. Begitu akan deklarasi, ya tampil, tinggal nyeberang, gitu," kata Mahfud menirukan ucapan Teten.

"Nah saya ya datang. Tapi baju yang saya pakai itu baju saya sendiri. Bukan baju yang dari presiden. Karena yang dari presiden kan mau dipakainya besoknya. Yang baju putih itu bukan seragamnya. Itu yang terjadi," jelas Mahfud.

"Nah kemudian, seperti bapak dan pemirsa dengar, ya yang terjadi akhirnya diumumkan KH Ma'ruf Amin," imbuhnya.

Mahfud menjelaskan, dirinya mengetahui ada perubahan di detik-detik terakhir dari Pratikno via telpon.

"Saya terus pulang (usai dapat kabar tersebut)," kata Mahfud.

Setelahnya, Mahfud dipanggil Jokowi ke istana negara. Jokowi menjelaskan situasinya.

"Sampai kemarin sore memang sudah saya perintahkan, mengerucut satu, Pak Mahfud dibuatkan ini. Tapi tiba-tiba sore partai-partai datang, mengajukan calon-calon sendiri-sendiri yang berbeda, lah saya tidak bisa kemudian menolak. Saya kan bukan ketua partai, sementara ini koalisi harus ditanda tangani," ujar Mafud MD, mengulang ucapan Jokowi.

"Lalu saya katakan, bapak tidak salah. Kalau saya jadi pak Jokowi, mungkin saya akan melakukan hal yang sama. Saya bilang. Oleh sebab itu, ya bapak tidak usah merasa bersalah. Saya bilang. Saya terima ini dengan ikhlas. Negara ini harus berjalan. Saya bilang. Mari kita maju ke depan," ujar Mahfud.

"Jadi itu aja, perjalanan saya dalam kasus ini," jelas Mahfud.

Pada kesempatan tersebut, Mahfud juga menjelaskan terkait tudingan dirinya bukan kader Nahdlatul Ulama (NU).

Secara tegas, Mahfud MD mengatakan dirinya NU.

"Saya ini lahir di Madura, di pondok pesantren, NU, Madrasah Iibtidaiyah NU, kemudian saya juga ikut dalam kegiatan-kegiatan NU," kata Mahfud.

"Dan yang resmi, ini ada Nusron Wahid, saya ini pengurus Ansor, periodenya Nusron ini. Yang tanda tangan SK-nya itu Akil Siradj," ujar Mahfud yang disambut tepuk tangan penonton.

Mahfud juga memaparkan jika Ketua PBNU itu kerap menyebut dirinya sebagai kader NU.

"Begitu ada kasus politik begini lalu bilang bukan kader," kata Mahfud sambil tertawa.

Selengkapnya simak video berikut:

(tribun-timur.com/Sakinah Sudin)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved