Benarkah Hewan Bisa Prediksi Terjadinya Gempa? Simak Penjelasannya
Banyak cerita yang tersebar hampir di seluruh budaya, beberapa jam sebelum gempa, semua binatang bertingkah laku gelisah.
TRIBUN-TIMUR.COM - Gempa berkekuatan 7,0 SR mengguncang wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat, Minggu (29/7/2018).
Pusat gempa di kedalaman 15 kilometer.
Berikutnya, gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter (SR) mengguncang kawasan Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami.
"Berpotensi terjadi tsunami," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Minggu (5/8/2018).
Gempa tersebut terjadi pada Minggu (5/8) pukul 18.46 WIB. Lokasi gempa berada di titik 8.37 LS dan 116.48 BT. Gempa terjadi pada kedalaman 15 km.
Gempa susulan terus berlangsung. Hingga Minggu (5/8/2018) pukul 22.00 Wita terjadi 47 kali gempa susulan dengan intensitas gempa yang lebih kecil.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) menyatakan bahwa gempa magnitudo 7 tersebut adalah gempa utama (main shock) dari rangkaian gempa sebelumnya. Artinya, kecil kemungkinan akan terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang lebih besar.
Bagi masyarakat, kabar seperti itu menyebabkan kepanikan dan kewaspaadaan mengingat gempa adalan bencana alam yang mengerikan.
Namun, konon hewan bisa memprediksi terjadinya gempa, berikut ini penjelasannya.
Banyak cerita yang tersebar hampir di seluruh budaya, beberapa jam sebelum gempa, semua binatang bertingkah laku gelisah.
Anjing melolong tanpa alasan, kuda melompat-lompat tinggi, ikan berenang berputar-putar.
Cerita hewan berperilaku tak menentu sebelum gempa bumi telah beredar selama ribuan tahun.
Dilansir Tribun Travel, satu contoh penting adalah evakuasi di Haicheng, China, pada 1975.
Saat itu, evakuasi murni didasarkan pada laporan adanya perilaku aneh para hewan.
Suatu tindakan yang diyakini telah menyelamatkan ribuan nyawa dari gempa berkekuatan 7,3 SR yang datang tidak lama kemudian.
Saat gempa yang terjadi Samudera Hindia, yang selanjutnya menimbulkan tsunami di Aceh dan beberapa negara Asia lainnya, banyak laporan yang menyatakan banyak hewan melarikan diri ke pedalaman beberapa saat sebelum gelombang tsunami menyapu daratan.