Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jadi Tamu Kehormatan PSBM di Makassar, Oesman Sapta Cerita Soal Ini

Pria kelahiran, Sukadana, Kalimantan Barat itu memperkenalkan dirinya lahir di Kalimantan, namun berdarah bugis.

Penulis: Saldy Irawan | Editor: Mahyuddin
TRIBUN TIMUR/ MUH ABDIWAN
Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang 

Laporan wartawan Tribun-Timur, Saldy

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Oesman Sapta Odang adalah keturunan Bugis-Makassar.

Hal itu terungkap saat, Oesman menjadi tamu kehormatan di Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) ke 18, yang berlangsung di Grand Clarion Hotel and Convention Center, Jl AP Pettarani, Makassar, Minggu (24/6/2018).

"Saya anak Indonesia, saya bagian dari Bugis Makassar," ujar Oesman, sembari disambut tepuk tangan para peserta PSBM, yang dihadiri, CEO Bosowa Erwin Aksa, Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman, Anggota DPR RI Andi Jamaro Dulung, mantan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, dan sejumlah pengusaha sukses yang disebut sebagai Saudagar.

Pria kelahiran, Sukadana, Kalimantan Barat itu memperkenalkan dirinya lahir di Kalimantan, namun berdarah bugis.

Baca: Munas PSMTI, Oesman Sapta: Keberadaan Etnis Tionghoa Sangat Berpengaruh

Ia menyebutkan, ayahnya adalah seorang asli suku Bugis Palopo, dan ibunya adalah Minang Padang.

Sejarah singkat pertemuan ayah dan ibunya, itu karena ayah dari Oesman adalah perantau ulung.

"Saudagar itu adalah perantau ulung, yang sukses ditanah rantau. Kira-kira seperti itulah Saudagar Bugis Makassar. Begitu pun dengan saya punya ayah, karena beliau memiliki jiwa rantau, akhirnya bertemu ibu saya," ujar politisi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) tersebut.

Dalam cerita itu, Oesman terpaksa membagi curahan hati kepada para sahabatnya (Saudagar) yang ditinggal ayah sejak kecil, usia sekitar 8 tahun.

Sejak itu, keluarga Oesman sempat goyah, atas berpulangnya ayah Oesman. Semua serba ibu.

Karena kegigihan ibu Oesman, akhirnya ia tetap gentar menyekolahkan Oesman dengan hasil jahitan.

"Ibu dulu saya seorang penjahit. Bapak saya pedagang. Dan setelah bapaj meninggalkan kita semua. Ibu saya sekolahkan saya dengan hasil jahitan bajunya. Jadi beliau sekolahkan saya dengan menjahit," ujar Oesman dengan nada parau.

Baca: Kisah Aipda Ambo Ajeng Jadi Pengusaha, Ditipu hingga Bangkrut Lalu Bangkit Lagi

"Itulah yang saya suka dari ibu. Itulah hebatnya ibu seorang perempuan yang bisa sekolahkan anaknya,"katanya.

Setelah pendidikan dasar Oesman selesai, ibunya meminta Oesman untuk mandiri, bekerja dengan ilmu yang dimiliki melalui ilmu sekolah dasar pertama, dan menengah.

Tak hanya itu, Oesman juga diminta untuk merantau ke tanah Bugis-Makassar, dengan harapan agar sukses seperti ayahnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved