Pilwali Makassar Mulai Makan Korban, Anak Polisi Kena Tebas Usai Pendukung Saling Lempar
Juru Bicara Appi-Cicu Oke (ACO), Arsoni, mengatakan, pendukung Appi-Cicu yang kena tebasan senjata tajam itu adalah aktivis KBPP.
"Titik rawannya adalah masing-masing paslon menurunkan massa pendukung. kita sudah sekat, pendukung paslon no 1 kita arahkan di sisi kanan dan simpatisan nomor 2 di sisi kiri Kantor Panwaslu Kota Makassar," jelas Irwan.
Juru Bicara Appi-Cicu Oke (ACO), Arsoni, mengatakan, pendukung Appi-Cicu yang kena tebasan senjata tajam itu adalah aktivis Keluarga Besar Putra Putri Polisi (KBPP).
“Sesuai data yang kami himpun, saudara kami yang kena senjata tajam itu dari Aspol Tello Baru. Dia aktivis KBPP,” tegas Arsoni, Selasa (8/5/2018) dini hari.
Menurut Arsoni, aksi pendukung Appi-Cicu digelar untuk mengawal Pilwali Makassar 2018 agar berjalan sesuai tahapan. Sementara kubu DIAmi turun aksi untuk mengawal Panwaslu Makassar dalam melaksanakan musyawarah sengketa.
Panwaslu Makassar menolak permohonan Appi-Cicu sebagai pihat terkait dalam musyawarah sengketa jilid II ini.
Kubu Appi-Cicu menyebut, apapun hasil musyawarah ini berifat ilegal karena tidak memiliki legal standing sehingga KPU Makassar tidak boleh menghentikan tahapan pilwali, apalagi seolah-olah menunda proses pencetakan surat suara karena menunggu hasil sengketa di panwaslu.
Dalam lembaran surat resmi yang ditandatangani Ketua Tim Pemenangan App-Cicu Farouk M Betta dan Sekretatis Ari Ashari Ilham, tertera tiga imbauan ke KPU Makassar. Pertama, menertibkan atribut DIAmi. Kedua, segera melakukan pleno untuk menentukan posisi kertas suara. Ketiga, segera melakukan pencetakan kertas suara.
"Jika KPU tidak mau menjalankan konsekuensi dari SK KPU yang menegaskan didiskualifikasinya DIAmi dengan menurunkan alat peraga kampanye (APK) pasangan calon yang bukan peserta pilkada, maka jangan salahkan jika simpatisan kami yang turunkan semua APK itu,” jelas Arsoni.(*)
BACA SELENGKAPNYA DI TRIBUN TIMUR CETAK EDISI SELASA, 8 MEI 2018