31 Penyuluh Pertanian Eks THL-TBPP Praktik Lapangan di Takalar, Ini Tujuannya
Diterima secara resmi oleh Plt Kadis Pertanian Kabupaten Takalar Abd Rahim, dan Kades Lengkese
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUN-TIMUR.COM, TAKALAR - Sebanyak 31 orang penyuluh pertanian eks THL-TBPP dari 5 provinsi mengikuti Pelatihan Dasar Fungsional Ahli di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku.
Mereka berasal dari provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Gorontalo,dan akan mengikuti diklat selama empat harii, 25-28 April 2018.
Para peserta tersebut melakukan praktik lapangan di Desa Lengkese, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Rabu (25/04/2018).
Rombongan PKL peserta pelatihan ini didampingi widyaiswara dan panitia, serta diterima secara resmi oleh Plt Kadis Pertanian Kabupaten Takalar Abd Rahim, dan Kades Lengkese beserta penyuluh pertanian setempat.
Tujuan PKL ini adalah agar peserta dapat menerapkan hasil berlatih yang diperoleh di kelas secara langsung pada situasi nyata di lapangan.
Selain itu peserta pelatihan juga mendapatkan sharing pengetahuan dan keterampilan langsung dari narasumber dan praktisi setempat dalam hal ini adalah para petani, penyuluh dan pejabat dinas pertanian.
Peserta dibagi menjadi tiga kelompok dan setiap kelompok ditempatkan di rumah pengurus kelompok tani di lingkungan/dusun yang berbeda.
Dalam acara penerimaan diruang balai desa, Muhammad Nawir selaku Kepala Desa Lengkese, Kabupaten Takalar mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan ini, dimana merupakan kesempatan pertama kalinya menerima kegiatan praktek dari BBPP Batangkakulu.
"Terima kasih terutama kepada BBPP Batangkaluku yang memberikan kepercayaan dan amanah kepada kami, meski kita semua masih punya kekurangan dan kelebihan. Olehnya itu dengan adanya kegiatan ini peserta pelatihan dan petani bisa saling mengisi atau sharing pendapat atau pengalaman," ungkapnya dalam rilis, Kamis (26/4/2018).
Untuk petaninya sendiri khususnya Desa Lengkese, dinamika perkembangan teknologi budidaya pertanian begitu cepat, sehingga berkorelasi terhadap ekonomi petani yang juga semakin meningkat setiap tahunnya.
Ia mengatakan, dalam 5 tahun terakhir ini di wilayah Desa Lengkese tidak pernah mengalami gagal panen (Fuso), itu tidak lepas dari motivasi dan dukungan dari pemerintah dan semua pihak yang terkait.
Petugas/Penyuluh THL-TBPP Dinas Pertanian Kabupaten Takalar ygangbertugas di Lengkese, Maemunah menambahkan untuk kegiatan ini praktek semacam ini sangat direspon oleh petani, baik itu masalah pendataan/ indentifikasi potensi wilayah maupun keikutsertaan mereka dalam kegiatan pertemuan dan diskusi.
"Hanya saja yang perlu kita perhatikan adalah waktu dimana saat mereka tidak sedang bekerja di lahan usaha taninya, agar tidak menghambat pekerjaan mereka. Jadi pengalaman kami untuk mengumpulkan petani biasanya dilakukan di waktu habis Salat Dhuhur " kata dia.
Ketua Kelompok Tani Makmur, Syamsuddin Nangka menyampaikan bahwa Luas areal pertanian di wilayah Lengkese kurang lebih 614 Hektar yang umumnya lahan untuk tanaman padi meskipun masih lahan tadah hujan.