Kasus Penipuan Abu Tours
Kasihan, Tukang Becak Maros Ini Nabung 8 Tahun Demi Umrah, Kini Jadi Korban Abu Tours
Ummareng dan Fatimah sudah menyiapkan sejumlah pakaian yang disimpan di dalam kopernya. Koper tersebut diberikan oleh Abu Tours.
Penulis: Ansar | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Seorang tukang becak di Dusun Cenranae, Desa Marrumpa, Marusu, Maros, Ummareng (63) bersama istrinya, Siti Fatimah (60) kecewa lantaran batal ke Tanah Suci untuk umrah.
Ummareng merupakan satu di antara 38 warga Cenranae, yang batal umrah melalui Abu Tours. Padahal, Ummareng dan istrinya, masing-masing sudah menyetor Rp 17,5 juta ke agen Azizah.
Ummareng dan istrinya ingin sekali ke Baitullah, namun tidak mampu lagi menambah biaya keberangkatan sesuai maklumat Abu Tours.
Untuk mengumpulkan biaya umrah sebesar Rp 25 juta, Ummareng membutuhkan waktu delapan tahun mengayuh becaknya.
"Saya ingin sekali berangkat umrah, tapi diminta tambah biaya Rp 15 juta per orang. Saya tidak mampu menambah lagi. Itu saja uang pertama, delapan tahun saya kumpul dengan mengayuh becak," kata Umareng, Senin (9/4/2018).
Ummareng dijanji akan diberangkatkan 14 Januari 2018 setelah mendaftar umrah pada Juli 2017.
Namun saat tiba jadwal pemberangkatan, Ummareng mendapatkan informasi pembatalan lantaran masalah menimpa Abu Tours.
Padahal, Ummareng dan Fatimah sudah menyiapkan sejumlah pakaian yang disimpan di dalam kopernya. Koper tersebut diberikan oleh Abu Tours.
Korban tidak pernah membuka isi kopernya pasca pembatalan tersebut. Dia berharap, Abu Tours berinisiatif untuk memberangkatnya ke Mekah.
"Kami tidak pernah buka isi koper. Kami selalu berharap, ada panggilan untuk umrah. Baru hari ini, saya buka koper karena diminta," kata Ummareng saat ditemui di rumahnya
Dia berencana tidak akan membuka koper yang telah digemboknya, sebelum berangkat ke Mekah. Dia percaya, jika koper tersebut tidak dibuka, maka pasti ada kesempatan untuk umrah.