Sepi Penumpang, Ini Curhat Sopir Pete-pete di Takalar
Salah satunya adalah Ahmadi Daeng Bella (37). Ayah dua anak ini adalah sopir Pete-Pete dari komunitas Nanabase
Penulis: Muhammad Ihsan Harahap | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan TribunTakalar.com, Muhammad Ihsan Harahap
TRIBUNTAKALAR.com, PATTALLASSANG- Semakin menurunnya jumlah pengguna jasa Angkutan Kota atau yang lebih sering disebut Pete-Pete di Takalar membuat beberapa sopir Pete-Pete mengeluh.
Salah satunya adalah Ahmadi Daeng Bella (37). Ayah dua anak ini adalah sopir Pete-Pete dari komunitas Nanabase, salah satu perkumpulan sopir Pete-Pete di Takalar. Ahmadi menyebutkan beberapa kendala yang ia hadapi sebagai sopir Pete-Pete.
"Dalam 3 tahun terakhir ini jumlah penumpang Pete-Pete semakin menurun. Ibaratnya jika dulu ada 10 penumpang, sekarang sudah bersyukur kalau ada 5 penumpang dalam sekali jalan," tutur Ahmadi.
Menurutnya, semakin banyaknya moda transportasi alternatif seperti ojek, bentor (becak motor) hingga transportasi online menjadikan Pete-Pete semakin sepi peminat.
"Apalagi dengan adanya BRT (Bus Rapid Transportation) dari pemerintah semakin membuat Pete-Pete sepi peminat. Tapi mau apa lagi, itu kan juga program pemerintah. Kami hanya berharap semoga pemerintah juga memperhatikan nasib kami yang semakin hari semakin tergusur," tambah Ahmadi.
Seorang sopir Pete-Pete lainnya, Syamsuddin Daeng Romo (55) mengatakan bahwa pihak pemerintah seperti DPRD Takalar maupun Dinas Perhubungan dan Komunikasi sebaiknya mulai mencari solusi bagi permasalahan yang dikeluhkan sopir Pete-Pete.
"Pihak yang berwenang perlu memikirkan tentang nasib kami. Jangan sampai Pete-Pete semakin sepi peminat dan kami kehilangan pekerjaan," kata Syamsuddin yang memiliki 3 anak dan 4 cucu.
Kabupaten Takalar dikenal memiliki beberapa komunitas perkumpulan sopir Pete-Pete, di antaranya adalah Nanabase dan SP3. Menurut Ahmadi, masing-masing komunitas tersebut beranggotakan sekira 100 hingga 150 sopir.