Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

opini

Opini Kepala SMPN 1 Sengkang: Pendidikan Tanpa Roh

Mahatma Gandhi menyebutnya sebagai education without character (pendidikan tanpa karakter), satu dari tujuh dosa sosial.

Editor: Jumadi Mappanganro
Facebook
Abidin Raukas 

Oleh Abidin Raukas SPd MSi
Kepala SMPN 1 Sengkang

KETIKA modernisasi dan globalisasi semakin gencar menyerang Bangsa Indonesia, masyarakatnya justru belum move on dari anggapan bahwa sekolah hanyalah sebuah pabrik besar untuk membentuk dan mencetak anak-anak sebagai target industri pada masa depan.

Mereka dituntut untuk sekadar mencatat, menghafal, dan menjawab soal sesuai target.

Hal lain yang salah disepakati secara berjamaah adalah pendidikan karakter cukuplah dibebankan kepada lembaga dan pakar keagamaan saja.

Ini jelas kesalahan persepsi yang tidak bisa ditolelir dan sekaligus menjadi tantangan terberat dunia pendidikan saat ini.

Tidak bisa disangkal bahwa keseragaman pola pikir tersebut pada dasarnya juga merupakan hasil pendidikan selama ini sebagai akibat dari hilangnya roh pendidikan.

Pendidikan tanpa jiwa yang sudah berlangsung sejak lama tanpa kita sadari telah merusak jati diri bangsa.

Mahatma Gandhi menyebutnya sebagai education without character (pendidikan tanpa karakter), satu dari tujuh dosa sosial.

Apa yang kita tuai saat ini adalah hasil dari persemaian 20 – 30 tahun lalu.

BACA JUGA: OPINI: Dicari Kandidat Kepala Daerah yang Pro Bantuan Hukum

BACA JUGA: Opini Prof Mardan: Transformasi Universitas Islam

Korupsi berjamaah di kalangan pejabat, pengguna narkoba yang terus meningkat, rendahnya integritas siswa pada saat ujian, meningkatnya tindakan kriminalisasi di sekolah, dan lainnya merupakan indikator jelas tentang hilangnya roh pendidikan.

Bahkan, pada tahun 2017, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat tujuh masalah pendidikan yang harus segera diselesaikan pemerintah untuk mewujudkan Nawacita bidang pendidikan.

Salah satu di antaranya adalah persoalan kekerasan di lingkungan sekolah.

Idealnya, mengikuti perkembangan zaman, komitmen membangun kembali pendidikan yang andal dan berkualitas selayaknya meningkat pula.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved