Tunggu Pengesahan DPR, Subsidi Solar Bakal Naik Rp 1.000
Unit Manager Communication & CSR MOR VII M Roby Hervindo menanggapi positif hal tersebut.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Mahyuddin
Laporan Wartawan Tribun Timur, Muhammad Fadhly Ali
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana untuk menetapkan penambahan subsidi untuk BBM penugasan jenis solar.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM sekaligus Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Ego Syahrial, menyebut pemerintah telah memutuskan untuk menaikan subsidi solar menjadi Rp 1.000 per liter.
"Kan (sekarang) Rp 500 ya naikin Rp 1,000 lah," ujar Ego dilansir Kontan.co.id, Senin (12/3/2018).
Namun keputusan tersebut masih memerlukan persetujuan dari DPR.
"Ini sedang bicara ke DPR untuk minta persetujuan," imbuh Ego.
Baca: Kenaikan Harga BBM Non Subsidi Tak Pengaruhi Sektor Properti
Menurut Ego, penambahan subsidi tersebut dilakukan pemerintah agar beban Pertamina sebagai pelaksana penugasan solar tidak terlalu berat. Pasalnya harga keekonomian dan harga solar subsidi sudah berbeda jauh.
"Tapi minimal, supaya jangan terlalu berat," ujar Ego.
Unit Manager Communication & CSR MOR VII M Roby Hervindo menanggapi positif hal tersebut.
"Kami apresiasi penambahan subsidi untuk Solar dari Rp 500 menjadi Rp 1.000 per liter," ujarnya via telepon, Senin (12/3/2018),
Khusus di Sulsel, Harga jual Solar Rp 5.150 per liter.
Bila kebijakan itu disahkan DPR RI, maka penambahan subsidi ini dapat menurunkan harga jual Solar ke masyarakat dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 4.650 per liter.
Baca: Moh Ikhsanuddin Dg Munir - Pengaruh 5 Liter Solar Terhadap Kehidupan Petani
"Tidak demikian, Harga jual Solar tetap tidak berubah, Rp 5.150 per liter. Dikarenakan dasar penetapan harga BBM subsidi di APBN adalah harga minyak mentah US$ 48 dollar per barrel, padahal belakangan harga minyak dunia sudah kisaran US$ 60 dollar per barrel," tutur Roby.
Sehingga penambahan subsidi tersebut hanya diperuntukkan untuk Pertamina.
"Ini supaya (Pertamina) tidak tekor amat," ujar Roby sapaanya.
Satu barrel sama dengan 158,9 liter. US$ 48 dollar per barrel sama dengan Rp 662 ribu per barrel dan US$ 60 dollar per barrel sama dengan Rp 827 ribu per barrel. (*)