Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Energi Kita Energi Pertamina

Moh Ikhsanuddin Dg Munir - Pengaruh 5 Liter Solar Terhadap Kehidupan Petani

Tiba-tiba ayah saya meminta saya untuk memebelikan bahan bakar untuk traktornya yaitu 5 liter solar.

Editor: Rasni
TRIBUNNEWS.COM
Ilustrasi 

TRIBUN-TIMUR.COM - Ini adalah artikel nominasi lomba penulisan yang diselenggarakan PT Pertamina (Persero) MOR VII Sulawesi kerjasama dengan Tribun Timur.

Penulis: Moh Ikhsanuddin Dg Munir

Suara ayam terdengar pada pagi itu, dimana menandakan bahwa saya berada di kampung halaman, kebetulan saya bersekolah di sebuah kota di daerah saya. Sebuah rasa yang berbeda setiap kali pulang ke kampung halaman, yaitu damai dan tentramnya lingkungan yang babas dari keramaian dan hiruk pikuk kota. Saya ingin memperkenal saya berasal dari suatu pulau di Indonesia yaitu pulau Sulawesi tepatnya desa Pallantikang di Provinsi Sulawesi Selatan. Pulau Sulawesi memiliki keindahan yang sangat melimpah selain lautannya, daratannya juga memiliki ke indahan tersendiri seperti pada saat musim penghujan, di mana para petani menanam padi yang menghasilkan pemandangan hijau yang memanjakan mata. Cerita sebelumnya menggambarkan bahwa sebagian besar penduduk di desa kami adalah petani, khususnya menanam padi di sawah.

Pada suatu pagi saya membaca sebuah Koran yang di beli ayah saya yaitu koran yang dimana membahas tentang Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan. Tiba-tiba ayah saya meminta saya untuk memebelikan bahan bakar untuk traktornya yaitu 5 liter solar. Traktor ini merupakan alat yang paling sering di gunakan untuk membajak sawah. Pada hari itu bahan bakar solar untuk traktor ayah saya sudah habis, sehingga saya harus pergi membelikan solar tersebut di pertamina terdekat. Solar sangat berpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup para petani di desa kami. Selain karna digunakan untuk membajak sawah, solar sudah dianggap sebagai suatu kebutuhan. Apabila tidak ada solar maka aktivitas para petani terhenti, akibatnya tidak ada proses penanaman padi sehingga para petani dan warga yang bekerja di sawah tidak dapat bekerja dan tidak dapat menghasilkan padi atau beras. Sebenarnya membajak sawah tidak harus menggunakan traktor bisa juga dengan kerbau ataupun sapi, tetapi penggunaan traktor dengan bahan bakar solar membuat proses bekerja lebih cepat dan dapat menghemat waktu untuk membajak sawah. Pentingnya bahan bakar bukan hanya pada saat proses penanaman, tetapi juga pada saat proses panen datang. Pada proses panen padi, bahan bakar juga sangat berpengaruh untuk menjalankan mesin pemisah antara batang padi dengan biji padi.

Tidak sampai di situ saja, para petani di kampung kami juga membutuhkan bahan bakar seperti solar untuk menjalankan mesin pemisah antara kulit dan biji beras. Adanya bahan bakar ini, maka warga disekitar daerah saya sangat terbantu. Dimana mulai dari proses penanaman, proses panen dan sampai menjadi beras, bahan bakar sangat penting untuk mempermudah semua proses tersebut dan menghemat waktu. Selain itu, warga juga ikut terbantu dikarenakan dengan adanya bahan bakar solar maka traktor yang digunakan untuk membajak sawah menghasilkan lahan siap olah yang lebih besar, sehingga membutuhkan pekerja yang semakin banyak pula. Masyarakat di kampung juga ikut terbantuh dikarenakan adanya lahan pekerjaan bagi mereka untuk bekerja dan menghasilkan uang. Terdapat satu hal unik dari desa kami yaitu sistem pembayaran upah di desa kami masi menggunakan sistem kesepakatan, sehingga para pekerja bisa mendapatkan uang atau beras sesuai dengan kesepakatan mereka. Suatu kesyukuran bagi kampung kami dengan adanya bahan bakar solar yang mampu membantu proses berjalannya pertanian dan perekonomian di kampaung kami.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved