Fenomena Hujan Es di Wajo, Ini Penjelasan BMKG Makassar
Awan Comulunimbus juga mengakibatkan terjadinya hujan lebat disertai angin kencang dan petir.
Penulis: Hasan Basri | Editor: Suryana Anas
Laporan wartawan Tribun Timur Hasan Basri
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Fenomena langka, hujan es terjadi di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Selasa (27/02/2018). Fenomena ini berupa jatuhnya gumpalan es kecil seperti kristal.
Kepala Bidang Sub Pelayanan Jasa Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika wilayah IV Makassar, Siswanto yang dikonfirmasi membenarkan kejadian langka ini.
"Memang betul terjadi, saya mendapatkan info dari teman teman BPBD di Kabupaten Wajo," kata Siswanto kepada Tribun.
Siswanto menyampaikan fenomena hujan es ini terjadi karena adanya pertumbuhan awan Cumulunimbus di langit Kabupaten Wajo.
Awan comulusnimbus yang terjadi mengalami penurunan suhu yang cukup drastis, sehingga mengkristas merubah bentuk butiran es.
"Memang saat ini selain dari pesisir barat, konfektif yang cukup kuat di wilayah Kabupaten Wajo bagian barat," ujarnya.
Siswanto menyebut bahwa fenemena masih berpotensi terjadi, apalagi di daerah tersebut masih berpeluang diguyur hujan. Selain di Wajo, daerah yang berpotensi dilanda hujan es adalah wilayah Barru, Soppeng, Sidrap.
"Kecuali Makassar, karena Makassar saat ini clear, sesuai hasil pantauan radar cuaca," ujarnya.
Salah satu penyebab terjadi hujan es adalah kondisi geografis daerah perbukitan yang memungkinkan terjadinya hujan es. Hal ini dikarenakan ketinggian dasar awan yang terbentuk bisa sangat rendah terhadap permukaan tanah.
Selain hujan es, awan Comulunimbus juga mengakibatkan terjadinya hujan lebat disertai angin kencang dan petir.
Pembentukan konventif awan comulonibus karena adanya pengumpulan massa udara dan daerah belokan angin yang mengakibatkan perlambatan massa udara.
Sehingga menyebabkan peningkatan pengangkatan massa udara. Pengaruh Comulinimbus diakui sangat berbahaya bagi aktivitas penerbangan. Awan ini merupakan awan yang paling ditakuti para pilot. Sebab, jika pesawat menabrak awan tersebut, mesin pesawat akan beku dan mati seketika.
"Untuk operator penerbangan agar selalu dapat mengupdate data BMKG. Karena dengan adanya awan awan rendah otomatis akan menggangu frekuensi penerbangan," kata Siswanto. (*)