Perwakilan 8 Negara Studi Adat di Kajang Bulukumba, Ini Tujuannya
Kedelapan negara asal peserta tersebut yakni Ecuador, Thailand, Nepal, Myanmar, Vietnam, Filipina, Peru, dan Irlandia.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Mahyuddin
Laporan Wartawan TribunBulukumba.com, Firki Arisandi
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Sedikitnya 28 peserta yang tergabung dalam Dedicated Grand Mecanism (DGM) yang terdiri dari delapan negara, berkunjung ke Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (14/2/2018).
Kedelapan negara asal peserta tersebut yakni Ecuador, Thailand, Nepal, Myanmar, Vietnam, Filipina, Peru, dan Irlandia.
Kedatangan mereka untuk menyaksikan secara langsung pola keseharian masyarakat adat Tana Toa di Kecamatan Kajang, Bulukumba.
DGM menganggap bahwa Bulukumba merupakan pioner pelestarian adat dan budaya, karena pemerintah daerah (Pemda) sangat mendukung hak-hak masyarakat adat.
Baca: BPD Bulukumba Diduga Selewengkan Sisa Anggaran Daerah Sebesar Rp 290 Juta
Di depan para warga asing itu, Kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Bulukumba Misbawati A Wawo menjelaskan, Pemda Bulukumba senantiasa berkomitmen terhadap pengelolaan dan pembinaan masyarakat adat.
Menurutnya, komitmen tersebut telah terimplementasi melalui program kegiatan dari berbagai SKPD, beberapa di antaranya seperti pengelolaan hutan mangrove dari DLHK, dan pengelolaan ekowisata.
Peserta dari Nepal, Pasang Durma Sherpa sangat mengapresiasi pemerintah Republik Indonesia, khususnya Pemda Bulukumba yang telah membuat Peraturan Daerah (Perda) yang khusus mengatur masyarakat adat.
Menurut Pasang, hal tersebut sangatlah berbeda dengan di negara asalnya, sebuah peraturan akan kembali berubah jika masa pemerintahan telah berganti atau beralih kekuasaan.
Rencananya, Kamis (15/2/2018), rombongan peserta bakal mengunjungi kawasan adat Tana Toa di Kecamatan Kajang dan diagendakan bertemu dengan pemangku adat, Ammatoa. (*)
