Uang Panai Mahal, Pemuda Sempang Pinrang Ini Buat Puisi
Puisinya beragam, ada tentang cinta, fenomena sosial politik, hingga yang bernuansa humoris.
Penulis: Hery Syahrullah | Editor: Mahyuddin
Laporan Wartawan TribunPinrang.com, Hery Syahrullah
TRIBUNPINRANG.COM, PATAMPANUA - Muhammad Ibnu Hamdan Priauzi (MIHP), mahasiswa asal Kampung Sempang, Desa Mattiro Ade, Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang aktif dalam mencipta puisi.
Tak sedikit karya puisnya mengenyuhkan hati pembaca dan pendengarnya.
Puisinya beragam, ada tentang cinta, fenomena sosial politik, hingga yang bernuansa humoris.
Bahkan, ada juga puisinya dalam bahasa bugis.
Seperti karyanya yang berjudul Abottingemmu Narakaku (Pernikahanmu adalah Nerakaku).
"Puisi ini bercerita tentang seseorang yang pernah hidup di atas janji-janji yang pada akhirnya dibunuh oleh pengkhianatan sang kekasih. Dia tak menyangka cinta yang selama ini ia rawat seketika hancur dalam pesta perayaan pernikahan," tutur MIHP saat dikonfirmasi TribunPinrang.com, Selasa (6/2/2018).
Baca: Menteri Susi Meneteskan Air Mata Saat Ulama ini Baca Puisi
Mahasiswa Jurusan Agribisnis Universitas Widyagama Malang itu mengangkat tema tersebut berangkat dari kegelisahannya menyaksikan maraknya orang yang menjadi korban ditinggal nikah.
"Singkatnya, masih banyak yang menjadi korban dari ganasnya uang panai, dulu uang panai adalah sesuatu yang sangat sakral, tapi saat ini sepertinya telah berubah konteks dan dijadikan ajang gengsi semata," jelas MIHP.
Di sisi lain, dirinya juga ingin mengingatkan kepada orang-orang bahwa kesedihan juga perlu dirayakan.
"Puisi ini juga menjadi alarm bagi muda-mudi agar tidak cepat menebar atau menerima janji-janji," pungkas MIHP.
Karya lain MIHP bisa anda simak di akun instagram @mihp_
Baca: Heboh Uang Panaiknya Rp 150 Juta, Dokter Asal Wajo Ini Ternyata Eks Finalis Putri Pariwisata Sulsel
Berikut teks puisi bugis yang baru diciptakan MIHP :
Abottingemmu Narakaku
Kegani jancimmu iyapa mutudang botting yako iya' balimmu?
Magani ada-adammu de' mullei tuo e yako de' tasibawa?
De' kusannai riwattu tottong na sarapomu, rabba toni akkarannuang ku'
Wala soji mancaji pallawa assipojiangetta
Mupalao siriku riyase' lemmimmu
Mupitai peddiku ri tengngana bosaramu
Mu panre tau polemu ada-ada sessakaleku
Utudang takkajanna ri yawana ketengnge
Nawa-nawai asso pura laloe
Lino pura mancaji suruga
Riwattutta sipakkamase-mase mopa
De urannuang'i mancaji balle jancitta
Sukku ni pappojimmu
sukku toni sumange'ku
Iko terri marenni
Iya' terri maranna'
Artinya :
Pernikahanmu adalah Nerakaku
Kau pernah berjanji bahwa tak akan menikah kecuali denganku
Kemana janji itu?
Kau pernah mengatakan tak bisa hidup tanpaku
Bagaimana saat ini?
Aku tak menyangka meriahnya pesta pernikahanmu menjadi perayaan hancurnya harapanku
Seserahan menjadi penghambat cinta kita
Kau merayakan kepedihanku di atas kursi mempelaimu
Air mataku menjadi hidangan di hari bahagiamu
Kau menjamu tamu dengan puisi-puisiku
Aku merenung dibiasi cahaya rembulan
Mengingat masa-masa indah kita
Dulu, dunia ini bagai surga
Saat kita masih bersama
Aku tak pernah berharap janji-janji kita
Menjelma menjadi omong kosong belaka
Kau bunuh rasamu, kau ciptakan resahku
Kau menangis terharu
Mataku lebam membiru.(*)