Kenapa Taman Teras Pintu I Kampus Unhas ‘Tenggelam’? Berikut Penjelasan Arsiteknya
Taman air Infinity Bridge di kampus Universitas Hasanuddin (Unhas), Jalan Perintis Kemerdekaan, Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM – Taman air Infinity Bridge di kampus Universitas Hasanuddin (Unhas), Jalan Perintis Kemerdekaan, Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan atau yang lebih populis dengan teman teras Pintu I Unhas, sepanjang siang hingga malam ini, Kamis (21/12/2017), terendam genangan air.
Hujan deras dan buruknya sistem drainase di pintu utama kampus terbesar di Indonesia timur itu memicu genangan air yang meluber ke badan jalan.
Sejumlah komentar melalui media sosial pun mengeritik taman yang merupakan bagian dari desain Ruang Terbuka Hijau (RTH) Unhas berbiaya Rp 9,3 miliar plus ongkos konsultan pengawas Rp 195 juta itu, mengabaikan kontur lingkungan sekitar.
Pembongkaran pagar utama di pintu I dan rekonstruksi kanal di bahu jalan dinilai jadi salah satu pemicu.
Lantas apa penjelasan arsiteknya, Ihsan Latief PhD?
Kepada Tribun-Timur.com, Kamis (21/12/2017) petang, dosen arsitek Fakultas Teknik Unhas ini menyebutkan, tak ada hubungan antara pembongkaran pagar dengan meluapnya air di sekitar Pintu 1 Unhas.
“Dugaan sementara salah satu penyebab banjir diduga sedimentasi di Pintu 0 dan belakang pedagang kaki lima di depan kantor sosial,” ujar Ihsan menjawab konfirmasi Tribun.
Kantor sosial yang dimaksud sang Arsitek adalah Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPK) Kementerian Sosial RI yang berada di sisi bara jalan akses ke kampus Politeknik Negeri Ujungpandang.
Ihsan beralasan proyek sipil drainase itu di luar kewenangan dan pekerjaan mereka antara April hingga Oktober 2017 lalu.
Dia menjelaskan, kondisi eksisting di pintu 1 sebelum pembongkaran telah jauh beda dengan desain yang ada sekarang.
Menurutnya, volume saluran air ygbdibuat di desain di teras Unhas jauh lebih besar, ke dalaman 2 meter, dengan lebar 1,5 meter.
Sebelum dibongkar, Maret 2017, sedimintasi dengan kedalaman hanya 70 cm lebar 70 cm. “Sekarang jauh lebih dalam. Memang curah hujan diatas rata-rata dan drainase sekitar kampus Unhas memang jauh dari manfaatn ideal,” ujarnya.
Arsitek alumnus Jepang itu menjelaskan, desain proyek RTH Unhas terkoneksi antara riol (jaringan saluran pembuangan air kotor) depan, danau depan dan danau belakang, di sekitar masjid kampus Unhas.
“Limpasan air di jalan, justru kami buka lebar dengan memotong jalur pedestrian untuk mengalirkan air pernukaan d jalan menuju riol kemudian mengalir melalui box culver menuju danau depan (teras) dan kemudian melintas ke saluran air di kandang rusa,” jelasnya.
Justru, jelas Ihsan, desain sebelum April 2017 dimensi riol depan kecil tdk ada koneksi riol dengan danau teras dan tidak ada koneksi danau teras dengan danau bagian belakang.