Siapa Sangka! Super Heavy Cargo PLTB Jeneponto Cuma Diangkut Truk ‘Super Lelet’ dari China
Otoritas perhubungan, aparat polisi, dan pemilik proyek Equis Energy cq PT Energi Bayu Jeneponto, sejak pekan lalu, sudah mempersiapkan
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Mansur AM
TRIBUN-TIMUR.COM - Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo I di Kampung Lengke-Lengkese, Kecamatan Binamu, Jeneponto, mulai memasuki fase krusial.
Otoritas perhubungan, aparat polisi, dan pemilik proyek Equis Energy cq PT Energi Bayu Jeneponto, sejak pekan lalu, sudah mempersiapkan proses pengangkutan super heavy cargo itu.
Proses awal pengangkutan dijadwalkan pekan pertama Januari 2018, atau setelah perayaan Tahun Baru, 31 Desember 2017.
Merujuk pengalaman pengangkutan super-cargo PLTB Sidrap, Oktober hingga Desember ini, prosesnya butuh persiapan matang, pengawasan super ketat, dan pengamanan khusus jalur lintasan.
Baca: Terungkap, Kapten PSM Hampir Saja Dibajak Persib Bandung, Begini Ceritanya
Baca: Ini Makna 1681 di Tandatangan RI-1 Joko Widodo, Bakal Nyesal Kalau Tidak Tahu Artinya
“Kita sudah empat kali rapat dengan polisi, konsultan proyek, dan jasa pengangkutan. Ini bukan material biasa, Panjang truk sampai 67 meter. Selain di Sidrap, belum pernah ada angkutan super berat, super lelet, dan super ketat,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Sulsel Ilyas Iskandar, kepada Tribun, Selasa (19/12/2017).
Truk dan konstruksi kontainer pengangkut didatangkan khusus dari China.
Operator pengangkutan cargo megaproyek nasional padat modal ini adalah PT LV Logistik Indonesia Cabang Makassar. Perusahaan multinasional ini menggandeng PT. Lestari Abadi Sakti Shipping Lines di Makassar.
Sekadar diketahui, LV Logistic adalah mitra strategis dari Sumitomo Japan Heavy Industry (salah satu vendor pembiayaan proyek PLTB di Indonesia, termasuk PLTB Sidrap,
Dalam waktu dekat, komponen instansi dan sekitar 320 orang yang terlibat, akan menggelar simulasi pengangkutan Makassar-Binamu, sekitar 95 km.
Proses pengangkutan saat arus lalulintas mulai sepi, pukul 22.30 hingga pukul 05.00 wita. Durasi angkutan sekitar 2- Angkutan dimulai dari container yard Pelabuhan Hatta, Jl Nusantara- Jl Tol Reformasi, Fly Over, Jl AP Pettarani, ke selatan Jl Sultan Alauddin, dan melintas di poros Gowa- Jeneponto.

Titik krusial pengangkutan ada di kelokan Pettarani - Alauddin, kelokan Sungguminasa, lalu Pasar Kalegowa, lalu Kelokan Pattalassang di Takalar, dan jalur kelokan menanjak di Karama, Jeneponto.
“Saya ini putra daerah, saya tau kondisi disana. Apalagi musim hujan ini, gappaka (khawatirnya) saat berlabuh di titik proyek kendaraan yang mengangkut baling-baling ini justru bannya lagi tenggelam karena tanah," kata Kakak Kandung Bupati Jeneponto ini.
Dinas perhubungan dan 5 polres (Pelabuhan, Makassar, Gowa, Takalar dan Jeneponto), mengkhawatirkan pengangkutan lima komponen strategis pembangkit energi tenaga angin itu dikhawatirkan mengganggu aktivitas warga pengguna jalur selatan, Sulsel.

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani, Selasa (19/12/2017). Mengkonfirmasikan pihaknya sudah siaga. "Personel kita selalu siap dan PJR sudah siap kawal. Kami siap dua mobil Patwal," katanya.