Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pemuda Jeneponto Ini Sukses Sulap Hutan Lebat Jadi Objek Wisata Alam di Rumbia

Butuh waktu sedikitnya, 36 bulan untuk menyulap hutan yang ditumbuhi semak belukar menjadi kawasan wisata alam yang eksotis seperti sekarang ini.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Mahyuddin
muslimin/tribunjeneponto.com
Ridwan Nojeng (32) sang inisiator berdirinya objek wisata alam Lembah Hijau Rumbia (LHR). 

TRIBUNJENEPONTO.COM, RUMBIA - Berawal dari semangat gotong royong, pemuda 32 Tahun di dusun Manggunturu, Desa Tompobulu, Kecamatan Rumbia, Jeneponto, sukses memberdayakan puluhan pemuda setempat.

Dialah Ridwan Nojeng (32) sang inisiator berdirinya objek wisata alam Lembah Hijau Rumbia (LHR), yang kini ramai dikunjungi pelancong wisatawan lokal maupun luar daerah.

Ditemui di dalam kawasan LHR, Rabu (09/11/2017), Nojeng (sapaannya) pun bercerita tentang awal mula lahirnya ide merintis objek wisata di atas lahan seluas dua hektare.

"Awalnya ini (LHR) kami rintis tampa modal sepersen pun, hanya modal tenaga untuk meratakan tanah, bersih-bersih, dibantu puluhan pemuda dan sesekali juga warga untuk memindahkan batu-batu besar, murni modal tenaga," kata Nojeng.

Pengunjung menikmati keindahan Lembah Hijau Rumbia yang terletak di Desa Tompobulu Kec. Rumbia, Kab Jeneponto, Sulsel, Rabu (8/11/2017)
Pengunjung menikmati keindahan Lembah Hijau Rumbia yang terletak di Desa Tompobulu Kec. Rumbia, Kab Jeneponto, Sulsel, Rabu (8/11/2017) (SANOVRA JR)

Baca: FOTO: Wisata Lembah Hijau Rumbia Jeneponto

Butuh waktu sedikitnya, 36 bulan untuk menyulap hutan yang ditumbuhi semak belukar menjadi kawasan wisata alam yang eksotis seperti sekarang ini.

"Tahun 2010 saya mulai rintis, 2014 baru pertama kali kita buka dan perlahan seiring berjalannya waktu kita terus berbenah dengan memutar pemasukan dari karcis untuk melengkapi fasilitas pengunjung," ujarnya.

Selama tiga tahun merintis, Nojeng terus berusaha dengan tekad semangat yang dimiliki.

"Awalnya ada sekitar 60 pemuda yang ikut sama saya, mungkin jenuh atau kurang yakin, makanya yang tinggal sekarang ini sisa dua puluhan pemuda yang mau bekerja sama dan mengembangknan LHR," ujar Nojeng.

Tidak jarang dirinya dan puluhan pemuda lainnya harus melewati masa-masa sulit untuk mewujudkan impiannya menjadikan LHR sebagai objek wisata yang fenomenal.

Baca: Eksotisme Lembah Hijau Rumbia Jeneponto

"Bahkan ada yang bilangi saya gila karena harus memindahkan batu besar hanya menggunakan linggis menggali kolam renang dengan linggis. Tapi saya punya prinsip jalan saja terus, dimana ada star disitu pasti ada finish dan Alhamdulillah hasilnya sudah seperti sekarang ini," ungkap Nojeng.

Saat ini, hampir tiap pekan objek wisata yang berjarak sekitar 27 kilometer arah utara kota Bontosunggu (ibu kota Jeneponto) itu tidak pernah sepi dari pengunjung.

"Kalau hari-hari biasa itu bisa sampai 50 an lebih pengunjung yang datang, kalau hari Sabtu-Minggu bisa sampai 300 an pengunjung dengan harga tiket masuk hanya Rp 10 ribu per orang," terang Nojeng.

Fasilitas yang ada di dalam lokasi wisata itu cukup resperentatif untuk melepas kepenatan aktivitas kerja Anda.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved