opini
Komunisme Belum Mati
SEBAGAI organisasi PKI sudah dibubarkan sejak tahun 1966 dan dikuatkan dengan Tap MPRS. Tapi sebagai ideologi komunis belum bubar atau mati.
Oleh: Syamril
Direktur Sekolah Islam Athirah
SEBAGAI organisasi PKI sudah dibubarkan sejak tahun 1966 dan dikuatkan dengan Tap MPRS. Tapi sebagai ideologi komunis belum bubar atau mati.
Ia masih ada dan bisa tumbuh jika kondisi memungkinkan. Apa kondisinya?
Sejarah komunisme berawal di era industri. Saat itu ada golongan pemilik modal dan golongan buruh.
Terjadi eksploitasi buruh oleh para industrialis. Perjanjian kerja tidak jelas dan kesenjangan ekonomi sangat tinggi karena adanya ketidakadilan.
Negarapun juga melalui para pejabatnya ikut berkolusi dengan para industrialis untuk membuat buruh semakin tak berdaya.
Muncullah kelas kaum borjuis yang hidup mewah dan proletar buruh yang menderita.
Kondisi ini membuat kaum buruh merindukan Dewa Penolong. Itulah ajaran komunisme yang menawarkan konsep utopia sama rata sama rasa.
Tidak ada kesenjangan dan penguasaan ekonomi yang dominan pada kelompok tertentu karena semua dikuasai oleh negara. Itulah ideologi komunis.
Komunisme akan tumbuh subur jika ketidakadilan ekonomi terjadi dalam masyarakat. Untuk menghadapinya maka mau tidak mau harus diciptakan keadilan.
Bagi dunia industri hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja harus jelas dan adil. Pemerintah harus menjadi regulator yang juga adil dan tidak berkolusi dengan pemilik modal.
Pancasila khususnya sila kelima yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia menjadi solusi.
Jika negara sudah dapat menjalankan sila kelima ini dengan baik maka komunisme tidak akan ada ruang untuk tumbuh dan berkembang.
Selanjutnya ajaran komunis juga dikenal dengan ajaran anti Tuhan dengan slogan Tuhan telah mati.
Bagi komunisme agama adalah candu masyarakat. Mengapa muncul ajaran itu? Pada masa itu agama tidak berperan dalam kehidupan masyarakat.
Agama bersifat pasif hanya menghibur kaum tertindas untuk menerima ketidakberdayaan dan perlakuan tidak adil sebagai 'takdir'.
Apalagi jika terjadi kaum agamawan juga berkolaborasi dengan penguasa dan pengusaha untuk menindas rakyat kecil. Maka jadilah agama sebagai musuh masyarakat.
Untuk menghadapinya maka agama harus kembali kepada fungsi profetik kenabian yang membebaskan manusia dari perbudakan sesama manusia kepada penghambaan hanya kepada Allah.
Agama harus berkiprah dalam ruang sosial dengan menawarkan solusi untuk mewujudkan keadilan sosial. Agama tidak boleh dikerangkeng hanya di ruang ibadah.
Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya memuat akidah dan ibadah tapi juga muamalah yang kajiannya tentang interaksi dalam masyarakat baik ekonomi maupun sosial.
Dengan prinsip keadilan, muamalah dalam Islam akan dapat mewujudkan keadilan sosial yang berlandaskan pada Ketuhanan yang Maha Esa. Itulah benteng kuat untuk melawan komunisme. (*)
Catatan: Tulisan ini telah terbit di Tribun Timur edisi cetak Selasa, 3 Oktober 2017 di Halaman Tribun Opini Rubrik Perspektif dengan judul: Melawan Komunisme