CITIZEN REPORTER
Membayangkan Masa Depan Negeri dalam Showcase: Be Inspired
Showcase lebih dari sekedar sederet nama namun juga tentang passion, originalitas, keindahan, tawa dan ide-ide yang dapat mengubah dunia.
2. Imran Lapong: Red Seaweed + Blue Economy = Indigo Indonesia
Imran Lapong: Red Seaweed + Blue Economy = Indigo Indonesia
Apa yang kita ketahui tentang red seaweed dan blue economy? Imran Lapong tahu banyak. Pria lulusan Fakultas Ilmu Kelautan dan Ilmu Perikanan Universitas Hasanuddin dan James Cook University, Queensland Australia menjelaskan bagaimana kedua hal itu jika digabungkan, menjadi indigo, sesuatu yang spesial dan tidak biasa, bagi Indonesia.
Indonesia mampu menghasilkan 11 juta ton rumput laut per tahun. 4 juta ton atau hampir sekitar 50%nya berasal dari kawasan timur. Sulawesi Selatan, utamanya di daerah pesisir laut seperti Jeneponto atau Bantaeng, merupakan pusat budidaya rumput laut.
Petani-petani rumput laut memproduksi sekitar 60 ton per siklus. Rumput laut yang dikelola oleh para petani kemudian dikirim dan diproses di pabrik kemudian menjadi produk-produk rumah tangga, makanan maupun kosmetik yang laku dijual di pasaran.
Sayangnya, kesejahteraan petani rumput laut belum menjadi fokus pemerintah. Padahal para petani rumput laut menyumbangkan lebih banyak nilai-nilai lingkungan hidup dari pekerjaannya.
Mengingat bahwa rumput laut mampu menyerap nutrisi dari limbah industri yang masuk ke laut. Rumput laut juga dapat menyerap karbondioksida yang jika berlebihan, akan mengakibatkan terjadinya pengasaman laut yang memicu kerusakan terumbu karang.
Rumput laut mempunyai jasa yang besar. Jadi, petani yang mengelola pertumbuhannya perlu diberikan insentif jasa lingkungan juga, bukan hanya menghargai rumput lautnya per kilogram.
Jika misalnya kita menghitung, berapa karbondioksida dan nitrogen yang difilter oleh rumput laut petani-petani itu, mustinya petani rumput laut bisa menghasilkan lebih banyak.
Dari sini, para pengusaha semestinya memberi kompensasi atas setiap limbah produksi yang dikeluarkannya yang kemudian dinetralkan oleh rumput laut. Disinilah perkataan bahwa our future lies to the ocean benar adanya.