Hebat, Difabel di Enrekang Bertahan Hidup dengan Keterampilan Ini, Cukup untuk Makan Sehari
Di situ, dia tinggal sendiri tanpa ada yang menemani, sebab orangtuanya telah meninggal dan empat saudaranya juga telah berkeluarga.
Penulis: Muh. Asiz Albar | Editor: Mahyuddin
Namun, seiring usianya yang kian bertambah,Ia mengaku tak sanggup lagi jika harus berkeliling ke rumah warga menjajakan jasanya.
Kini, Cengga hanya menunggu warga datang di rumah kecilnya membawa TV untuk diservice.
Tak heran, jika hampir di seluruh sudut ruangan rumah kontrakannya dipenuhi oleh TV rusak.
Cengga menyebutkan, selama lebih dari 20 tahun menggeluti kerjaanya, penghasilan paling banyak adalah Rp 500 ribu dalam sehari
Baca: Sukses Kibarkan Bendera, Paskibra Enrekang Tak Dapat Bonus, Ini Alasannya
"Tapi itu hanya sekali terjadi, selebihnya ya pas untuk makan sehari-hari saja dan bahkan kadang tidak dapat sama sekali," kata Cengga kepada TribunEnrekang.com, Sabtu (19/8/2017).
Ia menjelaskan, dirinya pernah dapat bantuan alat dari pemerintah tapi itu puluhan tahun yang lalu.
Bantuan itupun telah rusak karena memang kualitasnya yang tidak memadai.
"Kalau saat ini, sudah tak ada bantuan apapun lagi dari pemerintah, saya juga tak mau pusing lagi soal itu karena hanya sering dijanji tapi tidak pernah ditepati," ujar bungsu dari lima bersaudara ini.
Ia beryukur dengan kondisinya saat ini, karena masih bisa menyambung hidup dan membantu orang lain.
"Saya sudah bersyukur pada tuhan, karena dari pekerjaan ini saya bisa bermanfaat bagi orang lain dan membantu orang yang fisiknya sempurna dari saya," ucapnya.
Baca: Brigpol Abrar, Sosok Polisi yang Disenangi Masyarakat Enrekang Karena Suka Melakukan Ini
Di moment hari kemerdekaaan ini, impiannya sangat sederhana.
Cengga hanya ingin diberi kesehatan agar bisa menyambung hidup.
"Untuk para pemuda khususnya yang memiliki fisik yang sempurna selalu giat bekerja dan jangan bermalas-malasan," tuturnya.(*)