Pilkada Takalar
Tanggapi Quick Count JSI, Ini Kata Pengamat dari UPRI
Hitung cepat itu dimenangkan pasangan Burhanuddin Baharuddin-Natsir Ibrahim Rewa dengan perolehan 50,13 persen suara
Penulis: Abdul Azis | Editor: Ina Maharani
Laporan Wartawan Tribun Timur Abdul Aziz Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Proses hitung cepat atau quick count oleh Jaringan Suara Indonesia (JSI) untuk Pilkada Takalar 2017 di Ruang Tulip, Hotel Grand Clarion, Jl AP Pettarani, Makassar, Rabu (15/2/2017) ditutup.
Hitung cepat itu dimenangkan pasangan Burhanuddin Baharuddin-Natsir Ibrahim Rewa dengan perolehan 50,13 persen suara. Sementara pasangan Syamsari Kitta-Haji De'de (SK-HD) 49,87 persen suara. Meski demikian, JSI tidak menyebut siapa pemenang karena selisihnya kurang dari satu persen.
JSI mengambil sampel di 180 TPS dari 351 TPS yang tersebar di 100 desa dan kelurahan. Sampel dipilih secara acak di sembilan kecamatan di Takalar.
Menanggapi hasil quick count JSI, Pengamat Politik Universitas Pejuang Republik Indonesia (UPRI) Makassar Saifuddin Al Mughni menyatakan hal tersebut bisa saja benar terjadi.
"Saya kira beberapa lembaga survei adalah lembaga yang accountable dan terpercaya," ungkap Saifuddin, Rabu (15/2/2017).
Menurut Saifuddin, Pilkada Takalar memang menarik bagi pekerja quick count. Alasannya, hanya dua calon yang bertarung. Kalaupun kemudian hanya beda tipis itu karena tidak ada pilihan politik kecuali pasangan Bur-Nojeng dan SK-HD.
"Apalagi ini adalah pertarungan kedua kalinya, sehingga kalaupun ada yang menang itu kemenangannya tipis," tambahnya.
Faktor lain sehingga kemenangan pasangan Bur-Nojeng tipis itu karena kasus dugaan korupsi yang menyeret nama Burhanuddin Baharuddin.
"Semuanya bisa berpotensi dijadikan alat politik bagi SK-HD, sehingga kalau info itu benar dan massif dilakukan maka pasangan Bur-Nojeng akan kehilangan basis kepercayaan. Tapi saya kira politik hanya hitam putih, kalah dan menang, baik dan buruk," ungkapnya.(ziz)