Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Demo 4 November

IMDI Sultra: Masalah Ahok, Jangan Pertarukan NKRI

Mereka tidak bisa langsung turun selama tidak ada intruksi dari para petinggi DDI khususnya para kiyai DDI.

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Suryana Anas
fahrizal syam
Pengurus IMDI Sulawesi Tenggara, Muh Ikbal Syihab 

Laporan Wartawan Tribun Timur Fahrizal Syam

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ikatan Mahasiswa Darud Da’wah Wal-Irsyad ( IMDI) Sulawesi Tenggara (Sultra) turut mengomentari rencana demo besar-besaran 4 November besok me untut Gubernur DKI Jakarta, Ahok.

Pengurus IMDI Sulawesi Tenggara, Muh Ikbal Syihab mengatakan, sebagai Badan Otonom dari Ormas Darud Da’wah Wal-Irsyad, mereka tidak bisa langsung turun selama tidak ada intruksi dari para petinggi DDI khususnya para kiyai DDI.

"Sebagai lembaga kemahasiswaan yang berbasis pesatren kami juga menjaga marwah organisasi, jadi tidak serta merta lansung ikut turun tanpa adanya izin dari ulama-ulama DDI," Ujar Ikbal dalam rilisnya.

Ikbal mengatakan, ia dan pengurus IMDI Sultrajuga berencana ingin melakukan aksi di kota Kendari, sehingga meminta izin ke Pengurus Pusat IMDI Aswar Saleng.

"Beliau melarang kami untuk terlalu cepat mengambil tindakan terkait aksi yang dilakukan oleh berbagai ormas se-Indonesia,dia juga memberi lima item yang mesti dikaji lebih mendalam," kata dia.

"Kelima item itu adalah demonstrasi tentang apa, siapa yang berpartisipasi, siapa yang tidak ikut serta, bagaimana perdebatannya, dan apa itu Jihad “Fisabilillah dengan pendekatan DDI”,"ujar mantan Ketua Himpunan pemuda mahasiswa kolaka Timur (HIPMA KOLTIM) Makassar.

IMDI Sultra pun sepakat untuk tidak ikut serta dalam demonstrasi ini yang menurut merek sudah ditunggangi kepentingan lain yang.

"Ini bukan sekedar pilkada DKI tetapi pelemahan ekonomi Indonesia. Selain isu menistakan agama, menodai Al-quran, melecehkan ulama, dan menghina umat Islam, juga menguat isu “cinaisasi dan kristenisasi" yang dihembuskan kemasyarakat," kata dia.

Ia pun berharap masyarakat tidak melihat isu itu dengan mata kosong. "menurut saya di sinilah tempat para ustasd dan ulama bisa turut andil menjelaskan dan meluruskan isu-isu tersebut," pungkas dia.

"Semoga kita melewati ini semua dengan baik. Jangan sampai ketika sudah kehilangan, baru kita mulai belajar. Harganya sudah pasti sangat mahal," tutup Ikbal Syihab yang juga Mantan Ketua Komisariat UIN Alauddin Makassar. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved