Pilgub Sulsel 2018
Ogah Jadi “Pajoh-pajoh”, Aziz Qahhar Mikir Jadi Cawagub
“Pajoh-pajoh itu Bahasa Bugis. Orang-orangan yang biasa dipasang petani di tengah sawah untuk mengusir burung. Saya tidak mau .....,” jelas Aziz
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Dewan Syuro Komite Perjuangan Penegakan Syariat Islam (KPPSI) Dr Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar diminta maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel 2018.
Desakan itu disampaikan sejumlah mahasiswa dan aktivis dalam diskusi di Hotel La Macca, Jl AP Pettarani, Makassar, Senin (29/8/2018).
“Kalau memang Kakanda Ustad Aziz bertekad memperjuangkan amar makruf, kenapa tidak mau maju lagi dalam pilgub nanti. Terus terang, kami mengharapkan Kakanda Ustad Aziz maju lagi. Kami merindukan sosok berintegritas dan pejuang seperti Kakanda untuk memimpin Sulsel,” kata seorang mahasiswa.
Aspirasi itu disampaikan mahasiswa yang mengaku Ketua HMI di Universitas Muhammadiyah (Unismih) tersebut setelah mendengar rangkaian penjelasan Aziz Qahhar mengenai kondisi bangsa dan negara.
“Terus terang, kami merasa gagal memperbaiki bangsa dan negara yang kita cintai ini. Kami ini generasi gagal. Makanya, saya ingatkan kepada teman-teman mahasiswa, belajarlah dengan baik, siapkan diri Anda untuk menjadi pemimpin yang baik. Semoga kalian bisa menjadikan bangsa ini lebih baik,” jelas Aziz.
Menurut anggota DPD RI itu, Indonesia sudah dilanda kerusakan yang parah. Calon Gubernur Sulsel dalam Pilgub 2008 dan calon Wakil Gubernur Sulsel dalam Pilgub 2013 itu menilai, hanya lewat revolusi yang bisa memperbaiki kondisi bangsa yang sudah telanjur rusak di segala lini.
“Saya sudah dua kali ikut pilgub. Pengalaman saya, butuh uang besar, ratusan miliar, untuk bisa menang di Pilgub Sulsel. Masyarakat kita sudah sedemikian pragmatis dan mengukur segala sesuatu dengan materi, uang. Saya tidak punya uang. Makanya, saya menyatakan, saya belum memikirkan untuk maju dalam pilgub lagi,” jelas Aziz.
Dia mengaku, sejak beberapa bulan lalu, sudah banyak pihak yang menawarinya ikut pilgub lagi. Bahkan sudah ada beberapa figur yang disebut-sebut akan maju dalam pilgub menawarinya menjadi calon kosong dua, wakil gubernur.
“Saya berpikir, kalau saya jadi wakil gubernur dan hanya dijadikan ‘pajoh-pajoh’, untuk apa? Lebih baik saya tidak maju kalau hanya dijadikan ‘pajoh-pajoh’,” ujar Aziz.
“Pajoh-pajoh itu Bahasa Bugis. Itu, orang-orangan yang biasa dipasang petani di tengah sawah untuk mengusir burung. Saya tidak mau seperti itu, hanya dipasang tak berdaya untuk mengusir burung dengan bantuan angin,” jelas Aziz menambahkan.
Beberapa kali Aziz diminta mempertegas sikap, maju atau tidak, oleh sejumlah mahasiswa dan aktivis.
“Saya ini mubalig, ustad. Kata orang, saya ini pejuang Syariat Islam bersama teman-teman di KPPSI. Saya sudah mendedikasikan diri untuk umat. Kalau memang umat menilai saya harus maju lagi, saya siap maju lagi. Tapi itu tadi, saya tidak mau jadi pajoh-pajoh. Sementara untuk maju menjadi calon gubernur, saya tidak punya uang untuk itu,” kata Aziz.
Dalam Pilgub 2007, Aziz berpasangan dengan Mubyl Handaling. Pada Pilgub Sulsel 2013, Aziz mendampingi Ilham Arief Sirajuddin, Wali Kota Makassar dan Ketua Demokrat Sulsel ketika itu.(*)