Pemuda Inspiratif Makassar
Kuli Pelabuhan Jadi Programmer
hingga pada bulan Mei tahun 2014 ia meluncurkan aplikasi pertamanya setelah sebelumnya membeli akun developer seharga 25 dollar
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUN-TIMUR.COM-Henry Jufri juga tak pernah mengira akan memperoleh penghasilan hingga puluhan juta rupiah per bulan. Henry yang kesehariannya hanya sebagai seorang buruh kuli panggul di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar sukses mengubah hidupnya dengan menjadi seorang programmer.
Selain sebagai seorang kuli panggul, Henry kini lebih dikenal sebagai seorang pencipta aplikasi. Sejak tahun 2014, Henry mulai menggeluti dunia programming dengan membuat berbagai aplikasi mulai dari aplikasi wallpaper hingga aplikasi permainan.
Sejak tahun 2002, Henry setiap harinya bekerja di pelabuhan, menunggu kapal yang bersandar untuk membantu orang-orang menaikkan dan menurunkan barang dari atas kapal dengan penghasilan yang tak menentu. Hidup Henry mulai berubah 12 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2012.
"Saya mulai mengenal internet pada tahun 2012 lewat warung internet. Di sana saya mempelajari bagaimana mencari uang dengan dari internet, hingga menemukan beberapa referensi," kata Henry.
Ia kemudian tertarik membuat blog dan website. Dari sana ia mulai memperoleh pundi-pundi rupiah dari Google Adsense. Namun rupanya penghasilannya masih terbilang kecil. Dari usaha awalnya di internet itu, pria yang hanya mengecap pendidikan hingga kelas 4 sekolah dasar ini hanya mampu memperoleh sekitar 100 dollar dalam setahun atau sekitar 1,3 juta rupiah.
Merasa masih kurang, Henry kemudian mencoba mengembangkan usahanya dengan membuat aplikasi. Ilmu membuat aplikasi sendiri ia peroleh saat bertemu dengan beberapa temannya.
"Saat itu kami janjian bertemu, waktu itu yang datang lima orang. Kami membahas bagaimana pembuatan blog, dan lain-lain. Waktu itu ada satu orang, namanya Faisal Nisbah, dia menceritakan pengelamannya mendapat uang dengan cara membuat aplikasi," ujarnya.
Dari situ, Henry kemudian belajar bagaimana membuat aplikasi, hingga pada bulan Mei tahun 2014 ia meluncurkan aplikasi pertamanya setelah sebelumnya membeli akun developer seharga 25 dollar sebagai syarat untuk dimasukkan di Play Store.
Aplikasi pertama yang dibuatnya adalah aplikasi walpaper, yang kualitasnya masih sederhana.
Aplikasi pertama Henry itu juga sempat dibanned oleh Google karena dinilai melanggar aturan hak cipta.
"Saat itu saya bikin walpapernya Angelina Jolie, ternyata itu dilarang," kata Henry sambil tertawa saat ditemui di rumahnya, Jl Sabutung Baru, No 29.
Dibanned oleh Google tak mematahkan semangatnya. Ia kemudian membeli lagi akun developer seharga 25 dollar menggunakan kartu kredit. Tak hanya itu, ia juga membeli sebuah laptop bekas seharga 600 ribu rupiah yang akan dipakai membuat apilkasi.
"Ternyata laptopnya tidak mendukung untuk membuat aplikasi. Jadi saya pinjam uang ke beberapa keluarga kemudian membeli laptop bekas lagi yang kemampuannya lebih baik seharga 2,7 juta rupiah," ungkapnya.
Mempelajari kesalahan-kesalahannya, Henry kemudian mulai lagi membuat aplikasi, dan pada dua bulan pertama ia mampu meraup keuntungan 100 dollar.
"Saya pikir prospeknya bagus di dua bulan pertama itu, dan pada desember 2014, akun saya sudah memperoleh 500 dollar, saya cairkan dan hasilnya dapat sekitar tujuh jutaan," kata dia.
Henry sempat tak percaya dengan penghasilannya itu. Ia mengaku seumur hidupnya baru kali ini memegang uang sebanyak itu. Ia pun terus melakukan pekerjaannya itu sambil sesekali ke pelabuhan melakukan pekerjaan awalnya sebagai seorang buruh.