Kopi Lotong, Diproduksi Secara Tradisional Warga Salutallang Lutra
Kopi bubuk dalam kemasan yang diproduksi pemuda Desa Marampa merupakan kopi yang dihasilkan petani di dataran tinggi Tokalekaju.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Mahyuddin

Laporan Wartawan TribunLutra.com, Chalik Mawardi
TRIBUNLUTRA.COM, RONGKONG - Sejumlah pemuda di Dusun Salutallang, Desa Marampa, Kecamatan Rongkong, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, memproduksi Kopi Lotong (Kolong) dalam kemasan.
Dalam bahasa Indonesia kopi lotong artinya kopi hitam.
Kopi bubuk dalam kemasan yang diproduksi pemuda Desa Marampa merupakan kopi yang dihasilkan petani di dataran tinggi Tokalekaju (Kecamatan Rongkong dan Kecamatan Seko).
Kolong dihasilkan dari dua jenis kopi yakni robusta dan arabika yang ditanam di areal perkebunan kopi yang berada di ketinggian antara 1300 - 1500 meter dari permukaan laut.
Cara pengolahan yang tradisional menjadikan rasa kolong tidak kalah dari kopi yang berasal dari wilayah tetangganya Toraja.
Salah satu pemuda, Tribar Suru mengatakan kolong diolah secara tradisonal.
Biji kopi yang dibeli langsung dari petani disangrai menggunakan kuali dari tanah liat dengan bahan bakar kayu untuk menjaga kualitas rasanya.
"Mulai dari proses penanaman, panen, sampai pembuatan bubuk kopi semua dilakukan secara tradisonal," kata Tribar Sura kepada TribunLutra.com, Senin (18/7/2016).
Saat ini kolong sudah dipasarkan di beberapa kecamatan di Luwu Utara seperti Kecamatan Baebunta dan Bone-Bone, juga di Kota Palopo.(*)