Sukardi, 20 Tahun Jadi Buruh Angkut di Pelabuhan Nusantara
Sukardi mengatakan, di usianya yang sudah mulai senja, dirinya pun tidak seperti 20 tahun lalu bahwa jenis barang apapun milik penumpang
Penulis: Mulyadi | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Mulyadi
TRIBUN-TIMUR.COM,PAREPARE-Hidup dengan penuh keterbatasan bukan pilihan hidup yang ingin dijalani setiap orang. Tapi, dari keterbatasan tersebut, membuat kita belajar bersyukur. Hal ini pun dirasakan salah satu buruh angkut di Pelabuhan Nusantara Parepare, Sukardi.
Menurut Sukardi, meskipun penghasilan dengan menjadi seorang buruh angkut pelabuhan tidak banyak, tapi demi menghidupi anak dan istrinya, pekerjaan tersebut dilakoni sejak 20 tahun terakhir ini.
"Saya sudah menjadi buruh angkut di Pelabuhan Parepare selama 20 tahun dan alhamdullillah semuanya penghasilannya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan selebihnya disisipkan untuk modal menjual campuran istri,"katanya.
Ia menjelaskan, penghasilan yang diperoleh dari menjadi buruh angkut Rp 70 ribu dari atas kapal turun ke pelabuhan dan biasanya dibagi dua jadi masing-masing mendapatkan Rp 35 ribu.
Sukardi mengatakan, di usianya yang sudah mulai senja, mengaku kemampuannya mengangkut barang tak seperti dulu lagi.
"Sekarang untuk mengangkut barang memilih-milih juga mana yang tidak terlalu besar bebannny karena kemampuan sudah mengendor,"katanya.
Ia pun menambahkan, agar rejeki orderan pengangkutan barang penumpang jelang lebaran Idul Fitri ini lumayan ada agar dirinya bisa membelikan anak-anaknya baju baru untuk digunakan lebaran.(*)