Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mahasiswi Kritis Usai Kegiatan Kampus

RS Wahidin Sebut Kondisi Rezky Sebelum Meninggal Alami Kematian Batang Otak

Lebih lanjut Prof Mansyur mengatakan jika Resky yang dirawat sejak 4 Juni 2016 lalu memang dalam kondisi kesadaran menurun (koma).

Penulis: Alfian | Editor: Anita Kusuma Wardana
ALFIAN
Direktur Medik dan Keperawatan RS Wahidin, Prof dr Mansyur Arif. 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Alfian

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Untuk mendukung langkah penyelidikan yang akan dilakukan oleh Polda Sulsel, pihak Rumah Sakit Dr Wahidin Sudirohusodo sebagai tempat dirawatnya Resky, siap memberikan Rekam Medis jika hal tersebut dibutuhkan pihak Kepolisian.

"Secara aturan hukum jika pihak Polda meminta akan kami berikan, namun rekam medis yang ada hanya sebagai bahwa awal saja namun untuk merujuk kepada penyebab kematian perlu dilakukan otopsi," ujar Direktur Medik dan Keperawatan RS Wahidin, Prof dr Mansyur Arif.

Lebih lanjut Prof Mansyur mengatakan jika Resky yang dirawat sejak 4 Juni 2016 lalu memang dalam kondisi kesadaran menurun (koma).

"Kondisinya sudah tak sadarkan diri sehingga waktu itu yang kami lakukan langsung memasangkan alat bantu saluran pernafasan dan dirawat di ICU," pungkasnya.

Adapun penjelasan kondisi medis Resky saat dirawat, yakni kondisi kematian batang otak, suhu badan mencapai 42 derajat yang menunjukkan tubuh Resky sulit lagi diselamatkan.

"Kondisi tersebut membuat tim tak lagi melakukan pemeriksaan lain selain karena tak ada permintaan keluarga tetapi langkah yang paling tepat diambil yakni tindakan supportif," ungkapnya.

Rezky Eviena Syamsul (22) mahasiswa kedokteran UMI yang meninggal dunia di RS Wahidin Sudirohusodo kota Makassar pukul 06.00 Wita setelah dirawat dan tak sadarkan diri di ruang ICU Bedah. Ia diduga ,mendapat penganiayaan setelah mengikut Diksar di Malino beberapa waktu yang lalu.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved