Terkait Balita Tewas di Ember, LPA Gowa: Harus Ada Pelajaran Sebelum Nikah
Ia mengatakan, beberapa kasus anak yang terjadi adalah keteledoran orang tua.
Penulis: Waode Nurmin | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur Wa Ode Nurmin
TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA -Satu lagi keteledoran yang dilakukan oleh orangtua yang berakibat hilangnya nyawa seorang anak.
Muhammad Afdan (2), tewas tenggelam di dalam ember kamar mandi rumahnya di Desa Bontosunggu, Kecamatan Bajeng, Gowa, Rabu (11/5/2016).
Ironi, kejadian naas itu terjadi saat ayahnya Heri Wibowo, sedang nonton dan ibunya beristirahat karena sedang sakit.
"Sekali saya menyampaikan keprihatinan terhadap orang tua yang tidak begitu memahami tugas dan tanggung jawab. Padahal untuk menghindari kasus kekerasan terhadap anak yang paling utama adalah kesiapan dari kelembagaan internal keluarga itu sendiri,"kata Ketua Lembaga Pemerhati Anak (LPA), Hasniyati Hayat, Jumat (13/5/2016).
Meskipun, lanjut Hasniyati, kita juga memahami bahwa tidak ada niat dari orang tua bersangkutan. Tapi karena kurangnya pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan sebagai orangtua pada usia-usia tertentu terhadap anaknya.
"Intinya ada gerakan yang bisa dilakukan, kerjasama dengan Kementrian Agama lewat KUA yang akan menikahkan didahului dengan pelajaran singkat tentang bagaimana menjadi orang tua yang baik," ujarnya.
Beberapa kasus anak yang terjadi adalah keteledoran orang tua. Menjadi orang tua tidak hanya memberi makan dan membesarkan tapi harus mereka pahami beberapa tahapan dalam perkembangan anak yang membutuhkan perhatian. (*)