Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Waduh, Ada Singa Jantan Penyuka Sesama Jenis, Seperti Ini Perilakunya

Turis bernama Nicole Cambre merekam dua ekor singa jantan itu

Editor: Ilham Arsyam
Nicole Cambre/Rex/Sutterstock
Perilaku singa jantan yang lebih menyukai sesama jenis di Taman Nasional Bostwana, Afrika Selatan. 

Tapi lagi-lagi perilaku ini tak bisa disebut sebagai 100% homoseksual karena mayoritas populasi di Pulau Oahu memang betina akibat dari imigrasi.

Jadi, betina tak mudah bisa menemukan jantan yang bisa diajak untuk menjadi pasangan. Kajian pada burung-burung lain menunjukkan pasangan sesama jenis memang akan muncul untuk merespons kurangnya jumlah jantan.

Ada banyak tujuan

Dalam situasi ketika rasio jantan-betina relatif sama, perilaku homseksual lebih jarang muncul.

Dengan kata lain, burung albatros Laysan betina tidak akan memilih pasangan betina seandainya bisa menemukan albatros jantan.

Sejauh ini sepertinya tidak ada contoh yang benar-benar mengukuhkan hipotesis bahwa perilaku homoseksual memang ditemukan pada binatang. Selalu ada argumen yang mementahkan hipotesis tersebut.

Bagaimana dengan bonobo?

Bonobos sering digambarkan sebagai keluarga 'yang suka seks'. Mereka terlibat dalam kegiatan seks yang banyak -sampai ada julukan 'jabat tangan bonobo'- dan itu mencakup perilaku homoseksual antara sesama jantan dan betina.

Seperti halnya dengan kera jepang, mereka menikmatinya, seperti dijelaskan Frans de Waalof Emory dari University in Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.

Dalam tulisannya di majalah Scientific American tahun 1995, dia menggambarkan bonobo betina sepertinya sangat menikmati rabaan dari betina lain pada bagian alat kelamin. "Mereka mengeluarkan suara-suara yang mungkin adalah ekspresi orgasme," kata De Waal.

Tapi seks bagi bonobo punya peran yang sangat penting: menguatan ikatan sosial.

Bonobo junior menggunakan seks dengan kera-kera lain yang dominan di satu kelompok, untuk memungkinkan diangkat menjadi anggota penting di kelompok tersebut.

Dua jantan yang selesai bertarung kadang melakukan saling sentuh alat kelamin -yang dikenal dengan istilah 'adu penis'- untuk meredakan ketegangan. Yang agak lebih jarang, mereka juga berciuman, melakukan fellatio (aksi merangsang alat kelamin), dan mengelus alat kelamin jantan lain. Sementar bonobo-bonobo muda memanfaatkan seks dan pelukan untuk menghibur satu sama lain.

Jadi, seperti halnya seks pada manusia, binatang memanfaatkan seks untuk mencapai banyak tujuan. Tapi jika tujuan akhirnya adalah mendapatkan keturunan, mereka akan mencari pasangan lawan jenis.

Mungkin saja perilaku-perilaku ini lebih tepat disebut sebagai "biseksual".

Para ilmuwan sejauh ini berpendapat bahwa hanya ada dua spesies yang memperlihatkan perilaku homoseksual sepanjang hidup, bahkan ketika ada pasangan lain jenis yang tersedia, yaitu manusia dan satu lagi adalah domba piaraan (Ovis aries).

Tidak akan pernah ditemukan?

Statistik memperlihatkan dalam satu kelompok domba, hingga 8% jantan lebih memilih kawin dengan jantan lain, meski di sekitar mereka tersedia betina yang subur.

Pada 1994 diketahui bahwa otak-otak pejantan ini berbeda dengan pejantan lain. Bagian otak mereka yang disebut hypothalamus –yang mengontrol pelepasan hormon seks- lebih kecil dibandingkan hypothalamus domba heteroseksual.

Temuan ini senada dengan hasil kajian Simon LeVay pada 1991 yang menyebutkan bahwa ada perbedaan struktur otak antara gay dan pria-pria yang tertarik dengan wanita.

LeVay berpendapat gen yang sama -yang membangun perilaku homoseksual pada domba jantan- juga bisa membuat domba betina menjadi lebih subur atau meningkatkan hasrat mereka untuk kawin. Saudara betina dari domba jantan yang homoseksual bisa menghasilkan lebih banyak keturunan dibanding jumlah rata-rata. “Jika memiliki dampak yang menguntungkan bagi betina, gen itu memiliki efek lebih penting bagi domba jantan dan gen itu akan tetap berada di sana,” kata LeVay.

Kecenderungan homoseksual domba jantan seumur hidup hanya terlihat pada domba peliharaan. Tidak jelas apakah hal yang sama juga terjadi pada domba liar, namun jika penjelasan LeVay benar maka tampaknnya tidak terjadi pada domba liar. Domba ternak dengan hati-hati dikembangbiakkan oleh para petani untuk menghasilkan betina-betina yang bisa beranak secepat mungkin, yang mungkin meningkatkan jumlah jantan yang homoseksual.

Jadi LeVay dan Vasey tetap berpendapat hanya manusia yang tercatat sebagai 'homoseksual sebenarnya'. "Kasusnya bukan adanya bonobo lesbian atau bonobo gay," kata Vasey. "Yang tergambarkan adalah banyak binatang yang senang untuk terlibat seks dengan rekan sesama jenis kelamin."

Kita mungkin tidak akan menemukan binatang yang jelas-jelas homoseksual seperti yang ditemukan pada manusia. Tapi kita bisa memastikan bahwa akan ditemukan banyak binatang yang tidak mengikuti kategori orientasi seksual secara tradisional.

Itu karena mereka menggunakan seks untuk memuaskan banyak keperluan, mulai dari sekedar untuk kenikmatan hingga mendapatkan keuntungan yang bersifat sosial.

Dan itu berarti siap untuk fleksibel ketika menentukan pasangan.(bbc)

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved