Waduh, Ada Singa Jantan Penyuka Sesama Jenis, Seperti Ini Perilakunya
Turis bernama Nicole Cambre merekam dua ekor singa jantan itu
Dalam kajian 2006 tim ilmuwan ini mengatakan mungkin saja banyaknya posisi tersebut digunakan untuk memaksimalkan sensasi yang ingin diperoleh.
"Dia (kera betina) juga bisa melakukannya dalam konteks hemoseksual sama mudahnya dengan dalam konteks heteroseksual, jadi perilakunya bertebaran," jelas Vasey.
Jadi Vasey tidak serta-merta menyimpulkan bahwa kera-kera ini homoseksual karena kera-kera betina yang ia teliti juga tertarik secara seksual dengan kera-kera jantan.
Menjaga kelangsungan
Dalam beberapa kasus, ada juga alasan evolusioner yang bisa menjelaskan mengapa binatang melakukan tindakan homoseksual, misalnya lalat buah jantan.
Pada 30 menit pertama dalam kehidupan mereka, mereka akan mencoba kawin dengan lalat-lalat lain, baik jantan maupun betina. Setelah beberapa waktu mereka belajar mengenali bau lalat betina dan setelah itu mereka hanya mau kawin dengan lalat betina.
Ada juga jenis kumbang jantan yang suka menunggangi jantan-jantan lain dan bahkan menempatkan sperma di punggung jantan yang mereka tumpangi. Ketika jantan ini "bermesraan" dengan betina lain, ada kemungkinan sperma tadi masuk ke kumbang betina ini. Jadi, proses pembuahan bisa dilakukan tanpa kontak fisisk secara langsung.
Dalam kasus ini, perilaku homoseksual sebenarnya ditujukan untuk memperbesar kemungkinan membuahi betina. Dengan kata lain perilaku homoseksual untuk mempertahankan kelangsungan keradaan spesies.
Bagaimana dengan burung albatros Laysan yang bertelur di Hawaii?
Biasanya satu pasang albatros "menikah" selamanya. Jantan dan betina akan kawin dan membesarkan anak bersama. Tapi dalam satu populasi di Pulau Oahu, 31% pasangan terdiri atas dua betina.
Keduanya membesarkan anak hasil hubungan dengan jantan lain, yang "diam-diam" sudah punya komitmen dengan betina lain namun secara diam-diam kawin dengan salah satu atau kedua betina itu. Sama seperti pasangan jantan-betina, pasanan betina-betina ini hanya bisa membesarkan satu anak dalam satu musim.
Marlene Zuck dari Universitas Minnesota di Saint Paul, AS, mengatakan pasangan betina-betina ini tak ideal untuk membesarkan anak, tapi jauh lebih baik dibanding membesarkan anak sendirian.
Mungkin betina yang sendirian membesarkan anak akan kesulitan bertahan hidup karena masih harus mencari makanan, selain membesarkan anak.
Dan begitu "ikatan" antara pasangan betina-betina ini menguat, maka akan bertahan lama.
Bahkan ada keuntungan lain dari pasangan betina karena mereka telur mereka bisa dibuahi oleh kelompok jantan yang terkuat, dan meneruskan kekuatan itu kepada keturunannya walaupun si jantan kuat tadi sudah berpasangan dengan betina lain.