Lihat, Murid SD di Jeneponto Belajar Sambil Gendong Balita
Raut wajahnya tak kunjung muram ketika adik kandungnya itu menangis, cukup rewel.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Ilham Mangenre
Adel adalah satu-satunya murid bak ibu dari 73 peserta didik SD Joko.
Nyeberang Sungai, Sekolah di Kolong
Tak ada gedung kelas, ya sekolah di kolong rumah. Kondisi fasilitas SD Joko.
Masih seperti yang tribunjeneponto.com kabarkan, Rabu (10/2/2016).
Bukan tembok, kelas mereka hanya dipisahkan dinding anyaman bambu dan terpal.
Bukan keramik atau semen, lantai kelas mereka adalah tanah.
Becek kalau hujan tiba. Debu menerpa bila musim kemarau.
Atapnya? lantai kayu rumah panggung warga.
Bukan white board, papan tulis mereka warna hitam yang alat tulisnya kapur, fasilitas tempo dulu.
Sejak tahun 2012 mereka begini.
“Sampai sekarang, belum ada sepeser pun perhatian pemerintah kepada kami pak,” kata Nuruiah Bulu MM, kepala sekola SD Joko.
Nuriah mengaku tak sekali banting tulang mencari dana untuk kelangsungan pendidikan anak bangsa itu.
“Anak-anak di sini tidak sekolah tidak di sini, sekolah SD lain jauh, sampai harus menyeberang sungai tanpa jembatan,” ungkap Nuriah.
Keberadaan “SD Kolong Rumah” menurut Nuriah, telah direstui Unit Pelaksana Tugas Daerah Kecamatan Bontoramba.
Hanya restu,”kami berharap ada perhatian bantuan fasilitas pemerintah,” pintanya. (*)







