Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Keluarga Jenderal M Jusuf Ingin Jip Supersemar Jadi Milik Negara

"Ini mobil jip sebaiknya dimiliki oleh Tommy Soeharto, kalau tak ada mobil ini mungkin Bapaknya tak jadi penguasa Orde Baru," ujar Harry.

Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Anita Kusuma Wardana
Keluarga Jenderal M Jusuf Ingin Jip Supersemar Jadi Milik Negara - jip-jenderal-m-jusuf_20160313_000456.jpg
THAMZIL THAHIR
Jip milik Jenderal M Jusuf Amir yang menjadi penjemput Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar)
Keluarga Jenderal M Jusuf Ingin Jip Supersemar Jadi Milik Negara - jip-supersemar_20160312_235719.jpg
THAMZIL THAHIR
Jip milik Jenderal M Jusuf Amir yang menjadi penjemput Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar)
Keluarga Jenderal M Jusuf Ingin Jip Supersemar Jadi Milik Negara - jip-supersemar_20160311_225250.jpg
TRIBUN TIMUR/THAMZIL THAHIR
Mobil jip milik Jenderal M Jusuf yang membawa surat perintah sebelas maret (supersemar)

Laporan Wartawan Tribun Timur, Thamzil Thahir

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-Sejak tak lagi menjabat Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (1983-1993), Jenderal Purn M Jusuf Amir (1928-2004), kembali ke Ujungpandang.
Rumahnya di Jl Teuku Umar 48, Jakarta Pusat "dihibahkan".

Di ibu kota, kediaman Panglima Para Prajurit itu berhadapan dengan kediaman Megawati Soekarnoputri.

Baca: Menumpang Mobil Penjemput Supersemar Milik Jenderal M Jusuf di Makassar

Saat pulang kampung itulah, Jenderal M Jusuf menggagas pembangunan pusat keIslaman terbesar di Indoensia timur, makanya dia namai Al Markaz Al Islami, di eks Kampus Unhas Barayya, Bontoala, Makassar.

Sebelumnya, sang jenderal juga menunjuk Muhammad Jusuf Kalla, sebagai "ketua panitia pertama" pertemuan tahunan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) yang sampai tahun 2015 lalu masih digelar.

Hingga ajal menjemputnya, 8 September 2004, M Jusuf bersama mendiang istrinya Elly Saelan bermukim di Jl Sungai Tangka No 23, sekitar 50 meter sebelah utara Rumah Jabatan Gubernur Sulsel. Selama di Ujungpandang, Jusuf juga aktif mengontrol Rumah Sakit Akademis Jaury Jusuf, di Jl M Jusuf, (d/h Jl Gunung Bulusaraung).

Jika ke rumah sakit, M Jusuf dan istri biasa menumpang Volvo hitam bekas mobil dinas Ketua BPK. Volvo itu, kini diidentifikasi dengan nomor polisi DD 570 XT.

Kadang juga, suami istri ini menumpang mobil Kijang green army DD 63 XT. Hingga 11 Maret 2016 lalu, dua mobil itu juga masih terpatkir di garasi sang jenderal.

Sedangkan Jip Toyota Land Cruiser FJ-40 bersejarah, baru dibawa ke Makassar, baru sepuluh tahun terakhir.

"Jip itu baru saya jemput di Jakarta dan bawa pulang ke Makassar setelah Petta Ucu, wafat, tahun 2005 kalau ndak salah, " kata Andi Herry Iskandar, keponakan Sang Jenderal kepada Tribun, Jumat (11/3/2016).

Oleh Andi Herry, nomor polisi jip land cruiser pertama buatan Toyota tahun 1960 itu, lalu diganti dengan nomor polisi DD 113 SS. herry bercerita untuk menjaga nilai sejarah mobil itu, dia meminta khusus ke seorang jenderal bintang dua, agar dapat nomor orderan khusus tersebut.

Sejak dibawa ke Makassar, jip 6 cylinder 3,6 liter itu dipelihara oleh sahabat Herry, Ophi B Tjoitang, pemilik Bengkel Bintang Timur di Jl Gunung Latimojong No 157, Makassar.

"Ophi inilah yang paling berjasa merawat jip ini, dia memang ahlinya, dan mewarisi bakat bapaknya," kata Herry menunjuk pemilik bengkel yang didirikan Tjoitang tahun 1964 silam.

Di bengkel itu, memang banyak jip jenis 4 wheel drive, dan motor besar sejenis Harley Davidson atau BMW.
Saat tribun menumpang mobil itu keliling kota makassar, Jumat (11/3/2016) lalu, mobil itu nyaris masih seperti aslinya.

Semuanya masih serba original. Setang setir, dashboar baja, klakson yang ditindis di dashboar, wiper, dan jok kulit yang sudah mulai robek tak terjahit.

"ini sengaja saya biarkan begini, seperti saat Petta Ucu (sapaan Herry untuk pamannya)," ujar Herry.

Tahun 2015 lalu, saat film Athirah (ibu wakil presidenM Jusuf Kalla) dibuat, mobil jip ini ikut main film.

"Mobil ini dibawa truk thriller gandengan ke Wajo, Bone untuk dipakai pemeran Hadji Kalla dan Ibu Athirah," kata Hudly Huduri, Regional Manager Bank Panin Makassar, yang juga kerap ikut mengontrol pemeliharaan mobil jip penjemput supersemar itu di Istana Bogor, 50 tahun lalu.

Keluarga jenderal M Jusuf, pun berpikir untuk tidak memiliki lama mobil itu. Selain karena pemeliharaannya, dan bahan bakarnya yang terbilang boros 1 liter bensin u/ 6 km, Herry berpikir untuk menyumbangkan mobil itu ke negara.

"Kalau memang negara meminta mobil itu untuk dipajang di museum, saya akan berikan," kata mantan wali kota makassar itu.

Bahkan dalam perjalanan ke SPBU Jl Ratulangi, sekitar 5 km dari Bengkel Bintang Timur, Harry sempat berkelakar.

"Ini mobil jip sebaiknya dimiliki oleh Tommy Soeharto, kalau tak ada mobil ini mungkin Bapaknya tak jadi penguasa Orde Baru," ujar Harry.

Mantan editor mingguan TEMPO, Tommy Lebang yang ikut bersama Tribun berkeliling kota makassar, bahkan sempat menawarkan ke Herry Iskandar untuk menawarkan ke salah seorang petinggi Toyota astra menjadi mobil pajangan museum Toyota Indonesia. (thamzil thahir)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved