Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Usai Jaga Anak yang DBD, Ibu di Toraja Curigai Tewas karena Virus Zika

Penyakit akibat Virus Zika, sejenis virus demam berdarah dengue (DBD).

Penulis: Yultin Rante | Editor: Ilham Mangenre
papasemar
ilustrasi 

Masalahnya, DBD pun belum teratasi.

Secara terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Oscar Primadi, kemarin, meminta masyarakat agar tak panik terhadap merebaknya virus Zika di luar negeri.

Sebab, penularan penyakit Zika amat mirip dengan DBD yang biasa dihadapi Indonesia tiap tahun. ”Kuncinya sama dengan DBD, yakni pemberantasan sarang nyamuk,” ucapnya.

Di sisi lain, kepastian informasi virus Zika terkait microcephaly atau kepala mengecil pada bayi baru lahir masih diteliti. Kemenkes menunggu laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Mewakili Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes M Subuh, 1Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Wiendra Waworuntu menyatakan, warga diimbau agar mewaspadai penyebaran jentik nyamuk Aedes aegypti dan memberantas sarang nyamuk.

Itu bisa mencegah penularan DBD dan virus Zika.

Warga juga diminta tak bepergian ke negara-negara yang terkena wabah virus Zika.

Cara membedakan virus Zika dari dengue adalah uji laboratorium.

Di Indonesia, dua lembaga memiliki laboratorium untuk mengujinya, yakni Lembaga Eijkman serta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes, karena dilengkapi laboratorium dengan level keamanan biologi 3+.

Kepala Sub-Direktorat Surveilans dan Respons Kejadian Luar Biasa Kemenkes Ratna Budi Hapsari dalam siaran pers, menyatakan, dengan pemantauan sejak lama, amat jarang kasus infeksi virus Zika di Indonesia.

”Tak pernah sampai ada KLB dan kebanyakan tak sampai dirawat di rumah sakit,” ujarnya. (Tribun-timur.com/Kompas.com)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved