Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kolom Hati Dr Muammar Bakry Lc

Beda Antara Istiqamah dan Ikhlas

Sebagian sufi ada yang berkata, jadilah orang yang istiqamah, bukan orang yang menginginkan karamah (kemuliaan).

Editor: Thamzil Thahir
zoom-inlihat foto Beda Antara Istiqamah dan Ikhlas
dok tribun-Timur/fb
Dr H Muammar Bakry Lc, MA, dosen Fakultas Syariah UIN Alauddin Makassar

ISTIQAMAH kata yang mudah diucapkan tapi sungguh sulit diaplikasikan. Makna istiqamah antara lain; lurus tidak serong kanan dan miring kiri. Istiqamah juga bermakna komitmen dan konsisten dalam melakukan kebaikan.

Dari makna ini maka istiqamah adalah ketaatan dan meninggalkan kemunkaran. Makna ini dikemukakan Umar bin Khattab (Khalifah II).
Abu Bakar (Kahlifah I) memahami istiqamah dengan tauhid (iman), maknanya jika orang istiqamah tidak akan berdusta.

Jika seseorang ber-istiqamah tidak menjadi munafik, tidak akan menipu dan melakakukan tindakan manipulatif.

Karena itu hubungan istiqamah dengan iman bagaikan satu tubuh yang tak terpisahkan.

Usman bin Affan (Khalifah III) memahami istiqamah dengan keikhlasan. Alasan ini sangat mendasar karena semua amal kebaikan dinilai berdasar pada tingkat keikhlasan seseorang.

Sahabat Rasulullah yang lain memahami istiqamah dengan mahabbah (cinta) yang tulus kepada Allah. Jika orang mencintai Allah maka akan mengerjakan apa diperintahkan kepadanya.

Syair Arab yang artinya: Kamu durhakai Tuhan sementara kamu mengaku mencintaiNya, sangat ironi ucapan ini. Jika cintamu betul maka kamu pasti menaatiNya sebab orang yang mencintai akan menaati yang dicintainya .

Sebagian sufi ada yang berkata, jadilah orang yang istiqamah, bukan orang yang menginginkan karamah (kemuliaan).

Sesungguhnya kemuliaan yang paling besar adalah istiqamah yang konsisten.
Mereka juga berkata, istiqamah sesuatu yang mulia dan agung, karamah (kemuliaan) adalah haidnya laki-laki, seorang wali yang benar malu ungkapkan kemuliaannya sebagaimana perempuan malu ungkapkan haidnya,

Substansi lain dari makna istiqamah adalah sederhana dalam perkataan, perbuatan dan tujuan (maqashid). Tidak berlebih-lebihan.

Kemuliaan suatu perbuatan bukan pada volume sedikit atau banyaknya, tapi kemuliaannya pada kontiniuitas sekalipun sedikit. Salat sunat duha yang dua rakaat misalnya jika dilakukan kontinyu lebih baik daripada dilakukan dalam jumlah rakaat yang banyak tapi tidak kontinyu. Riwayat Hadis menjelaskan bahwa perbuatan yang paling mulia di sisi Allah adalah rutin sekalipun sedikit.

Untuk itu diperlukan kesabaran, sebab semangat itu biasanya tergantung dari mood seseorang, jika dihinggapi rasa giat dan rajin terkadang over dalam melakukan kebaikan, tapi jika dihinggapi rasa malas terkadang yang wajib pun ditinggalkan.

Memiliki komitmen dan konsisten dalam kegiatan yang baik bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan, sehingga selain kesabaran dan usaha dibutuhkan bantuan (inayah) dari Allah swt. Itulah sebabnya dalam setiap rakaat kita memohon kepadanya diberikan hidayah istiqamah dengan doa yang dibaca dalam surah al-fatihah (ihdina shiratal mustaqim) tunjuki kami jalan yang lurus.

Digandeng Taubat
Tabiat manusia yang tidak sama dengan malaikat, tidak terjamin untuk tidak melakukan kemaksiatan. Hanya para nabi yang ma'shum dari dosa dan maksiat.

Manusia tidak luput dari dosa dan salah, sehingga perintah istiqamah digandengkan dengan perintah bertaubat seperti dalam QS. Fusshilat; 6 (..maka istiqamalah dan bertaubatlah..), ayat ini sejalan dengan pesan Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Turmuzi dari Muaz bin Jabal (bertakwalah kepada Allah di mana saja berada, kejahatan (yang dilakukan) ikutkan dengan kebaikan untuk menghapusnya, lalu bergaulah dengan orang dengan akhlak yang baik).

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Rusuh

 

Rusuh

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved