Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Selama di Myanmar, Etnis Rohingya Tak Bisa Dapat Ijazah dan Kerja

Meski sudah selesai di Yangon University namun tak diberikan ijazah.

Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Suryana Anas
TRIBUN TIMUR/MUH HASIM ARFAH
Muhammad Ajaz (kanan) pengungsi Rohingya. Meski sudah selesai di Yangon University namun ia tak diberikan ijazah. 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Muh Hasim Arfah

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Pengungsi Rohingya menceritakan kisahnya selama tinggal di Desa Yangon, Myanmar. Mereka tak mendapat ijazah mesti sudah selesai kuliah. Tak hanya itu, etnis Rohingya tak diterima bekerja di perusahaan di Myanmar.

Pengungsi Rohingya, Ayaz (27) menceritakan meski sudah selesai di Yangon University namun tak diberikan ijazah. Yangon University adalah salah satu universitas terbesar dan tertua di Myanmar.

Badan Ayaz ceking. Duduk bersila di belakang awak media yang berdiri. Hanya duduk sambil memegangi lututnya.

Sesekaki dirinya berbisik ke temannya. Sesekali dia juga melihat ke pintu masuk, memperhatikan orang-orang masuk.

Tribun mendekati Ayaz yang hanya diam memperhatikan tingkah anggota Forum Kerukunan Ummat Beragama (FKUB) Sulsel.

Sesekali matanya melongok ke depan. Memperhatikan Ketua Walubi Sulsel, Yongris Lao mengucapkan kata-kata perdamaian.

Pertemuan FKUB ini hanya sehari sebelum Perayaan Hari Waisak, Selasa (2/6/2015) besok.

Tribun pun memulai berbicara dalam bahasa Inggris.

"Can you speak english?"

"Bisa bahasa Indonesia juga," kata Ayaz ke Tribun.

Ayaz pun menceritakan masa-masa dalam perkampungan. Sebelum ke sini, Ajaz mengajarkan bahasa Inggris untuk anak-anak Etnis Rohingya di Barat desa Duchiradan di negara bagian Rohingya, Myanmar.

"Saya dulu ngajar anak-anak, namun harus berhenti setelah kami terpaksa mengungsi, kampung kami dibakar," kata Ajaz.

Ajaz juga menceritakan tak bisa diterima kerja karena ijazahnya tak pernah diterima mesti beberapa kali mengurus.

"Percuma Pak, kita ini tak bisa dapat Ijazah, mesti kita udah selesai kuliah, kita juga dilarang keluar dari distrik," katanya dengan bahasa Indonesia terbata-bata.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved