Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pengungsi Rohingya Dipukul saat Minta Makan Lalu Ditembak Mati di Laut

"Laki-laki melompat ke laut sambil histeris dan berteriak Allahu Akbar," kata Ar Rahman, nelayan Aceh

Editor: Edi Sumardi
INTERNET
Senapan 

Sementara Mohamad Ali, pengungsi dari Bangladesh mengaku pergi dari Bangladesh 2,5 bulan yang lalu dan membayar 12.000 ringgit kepada kapten kapal.

"Selama itu dua bulan lebih di kapal kami hanya diberi makan sedikit dan dipukuli jika meminta makan," jelas Ali.

Kisah Penyelamatan

Jumat kemarin, nelatan di Aceh menyelamatkan para pengungsi, setelah sempat dihalau oleh TNI AL dan Angkutan Laut Malaysia pada awal pekan ini.

Salah satu nelayan dari Kota Langsa, Ar Rahman, mengatakan mendapatkan informasi dari radio komunikasi mengenai kapal yang hampir tenggelam di perairan Aceh Timur.

"Lalu saya dan kawan-kawan menuju lokasi untuk menolong mereka. Ketika sampai di sana kami melihat ratusan orang, laki-laki dan anak-anak, perempuan dan orang lanjut usia. Ketika melihat kami laki-laki melompat ke laut dan berenang, sedih kami melihatnya," jelas Ar Rahman yang biasa disapa Pak Do.

[Ar Rahman atau biasa disapa Pak Do, ialah salah satu nelayan Aceh yang turut membantu proses evakuasi para pengungsi Bangladesh dan Myanmar]

Ar Rahman mengatakan perempuan dan anak-anak bertahan di kapal yang oleng sebelum dievakuasi.

"Laki-laki melompat ke laut sambil histeris dan berteriak Allahu Akbar. Mereka meminta tolong dengan bahasa mereka," jelas Ar Rahman kepada jurnalis BBC Indonesia, Sri Lestari.

Proses evakuasi para pengungsi ke pelabuhan Kuala Langsa kala itu dilakukan oleh lebih dari enam kapal nelayan dari Langsa.

Sebanyak 421 pengungsi merupakan warga Bangladesh yang semuanya laki-laki. Sementara pengungsi Rohingya berjumlah 256 orang terdiri dari laki-laki, perempuan, dan anak-anak.

 

Bekal dari Angkatan Laut

Mohamad Rofiq, pengungsi Rohingya dari Myanmar, mengatakan ketika ditolak masuk ke perairan Indonesia dan Malaysia, mereka diberi bekal makanan dan bahan bakar oleh angkatan laut kedua negara.

"Makanan hanya sedikit dan kami berikan untuk bayi terlebih dahulu. Kami sangat kelaparan dan lelah setelah terombang ambing di laut selama empat hari," ungkap pria berusia 21 tahun itu.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved