Pengungsi Rohingya Dipukul saat Minta Makan Lalu Ditembak Mati di Laut
"Laki-laki melompat ke laut sambil histeris dan berteriak Allahu Akbar," kata Ar Rahman, nelayan Aceh
Rofiq mengaku sempat mengungsi ke Bangladesh melalui jalan darat yang berbatasan dengan Myanmar.
Di sana, dia bertahan selama beberapa tahun sampai mendapatkan kartu pengungsi dari Badan PBB yang mengurusi masalah pengungsi (UNHCR).
[Mohamad Rofiq, pengungsi etnik Rohingya asal Myanmar, memulai perjalanan dari Bangladesh ke Malaysia dua bulan lalu. Namun, kini dia terdampar di Aceh]
Dua bulan lalu dia memulai perjalanan dari Bangladesh menuju Malaysia melalui laut.
"Kami berada di laut selama dua bulan ke Malaysia, lalu ke Thailand dan bertahan di perairan negara itu selama kurang dari dua bulan. Kemudian kami disatukan ke kapal yang lebih besar menuju Malaysia. Tetapi di perjalanan kapten kapal meninggalkan kami," jelas Rofiq.
Rofiq mengatakan keluarganya masih berada di pengungsian di Bangladesh.
[Kaum perempuan dan anak-anak yang mengungsi dari Bangladesh dan Myanmar kini ditampung di Pelabuhan Langsa, Aceh]
Gelombang kedua
Ratusan pengungsi masih ditempatkan di gudang Pelabuhan Kuala Langsa, Kota Langsa. Di antara mereka, puluhan orang dilarikan ke rumah sakit karena kekurangan makanan dan menderita dehidrasi.
Gelombang pengungsi ini merupakan yang kedua tiba di Aceh dalam satu pekan ini. Sebelumnya hampir 600 pengungsi terdampar di Lhoksukon dan kini menempati lokasi pengungsian di Tempat Pelelangan Ikan Kuala Cangkoy, Kecamatan Lapang, Aceh Utara.
Diperkirakan gelombang pengungsi masih akan berdatangan karena ada ribuan pengungsi yang berada di laut.
Belum diketahui secara pasti berapa jumlah kapal yang mengangkut para pengungsi ini. Namun PBB meminta Indonesia dan Malaysia tidak menolak kedatangan mereka.(BBC)