Pengungsi Rohingya Dipukul saat Minta Makan Lalu Ditembak Mati di Laut
"Laki-laki melompat ke laut sambil histeris dan berteriak Allahu Akbar," kata Ar Rahman, nelayan Aceh
TRIBUN-TIMUR.COM - Lima belas dari 800 warga Rohingya dari Myanmar dan migran dari Bangladesh, yang tiba di Aceh Timur, Jumat (15/5/2015), menjalani perawatan di rumah sakit Langka karena dehidrasi berat.
Banyak dari mereka kelaparan dan kelelahan.
Sejauh ini proses pencatatan terhadap gelombang kedua migran terus dilakukan.
Mereka diketahui terdiri dari 256 orang Rohingya, termasuk perempuan dan anak-anak, dan 421 orang Bangladesh, semuanya laki-laki.
Mereka kini ditampung di sebuah gudang di Pelabuhan Langsa, Aceh Timur, seperti dilaporkan wartawan BBC Indonesia di sana, Sri Lestari.
[Pengungsi dan migran mendapat pertolongan medis setelah didaratkan di Aceh Timur]
Para pengungsi yang diselamatkan oleh nelayan menyatakan mereka berasal dari kapal yang sempat dihalau oleh TNI AL Indonesia dan Angkatan Laut Malaysia beberapa hari sebelumnya.
'Ditembak'
Mohamad Rofiq, pengungsi Rohingya dari Myanmar, mengatakan kepada BBC Indonesia kedua angkatan laut tersebut memberikan makanan dan minuman tetapi tidak mengizinkan mereka untuk mendarat.
"Kami berada di tengah laut, tanpa kapten kapal sampai kemudian diselamatkan oleh nelayan Indonesia pada pagi tadi," jelas Rofiq.
[Para pendatang mengatakan mereka dipukuli awak kapal ketika meminta tambahan makanan]
Dia mengatakan pergi dari Myanmar sejak dua bulan lalu dengan tujuan ke Thailand lalu ke Malaysia, selama itu pula dia berada di laut.
"Kami selalu di laut lalu dipindahkan ke kapal di Thailand, sedikit makanan yang ada diutamakan untuk bayi," jelas Rofiq.
Selama perjalanan di laut, Rofiq mengaku menyaksikan ratusan orang ditembak dan jasad dibuang ke laut.
Dia mengatakan membayar 2.000 ringgit Malaysia untuk perjalanan tersebut.