Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Resensi Buku

Putra Mahkota Palangga Mencintai Gadis Portugis

Lelaki gagah berkumis tipis dan berkulit putih itu adalah putra penguasa di wilayah Palangga bernama Karaeng Caddi.

Editor: Ina Maharani
zoom-inlihat foto Putra Mahkota Palangga Mencintai Gadis Portugis
ist
sampul novel Gadis Portugis
Data buku
Judul: Gadis Portugis
Penulis: Mappajarungi Manan
Tebal: 440 halaman
Tahun terbit: Juli 2011
Penerbit: Penerbit Najah
Segera dijual di Toko Buku Gramedia Makassar

INILAH kisah gadis yang terseret cinta di medan perang. Bangsawan Palangga jatuh cinta kepada seorang gadis Portugis. Lelaki gagah berkumis tipis dan berkulit putih itu adalah putra penguasa di wilayah Palangga bernama Karaeng Caddi.
Ia jatuh cinta kepada putri bangsawan Portugis Benyamin Pareira bernama Elis. Keluarga terpandang asal Portugis ini tinggal di kawasan Paotere. Keluarga ini pedagang sukses yang mengumpulkan rempah-rempah dari Maluku.
Di dalam novel sejarah berjudul Gadis Portugis ini, getar-getar cinta itu tumbuh ketika genderang perang sedang ditabuh. Belanda terus berusaha mengacaubalaukan Kerajaan Gowa. Karaeng Caddi dan Elis semakin sulit dipisahkan. Pasangan ini berusaha mendobrak tradisi kuat masing masing keluarga.
Kedua orangtua Elis tidak setuju anaknya menikah dengan Karaeng Caddi yang terkenal sebagai putra mahkota di wilayah Palangga. Terutama ayah Elis, Benyamin Pareira ingin anaknya mendapat jodoh dari kalangan Portugis pula.
Sebaliknya Karaeng Caddi yang juga ketat dengan adat, justru melawannya. "Adat Makassar tidak ada yang secara tertulis menghalangi cinta lain bangsa. Pemuda-pemuda Gowa bebas menentukan jodohnya," kata Karang Caddi ketika seorang temannya mengingatkan.
Belanda bersama sekutunya berhasil menyerang Kerajaan Gowa. Orang-orang Portugis dipaksa meninggalkan Makassar termasuk kedua orangtua Elis. Anak-anak termasuk Elis mengungsi ke gereja.
Karaeng Caddi dan karaeng-karaeng lainnya masih berusaha melakukan perlawanan meski Perjanjian Bongaya sudah ditandatangani. Elis pun malahan memimpin pasukan perempuan melakukan perlawanan.
Ketika perang mereda, Karang Caddi pulang ke Palangga bersama Elis. Karaeng Palangga bersama istrinya kaget bukan kepalang melihat anaknya membawa serta seorang gadis.
Setelah dijelaskan, kedua orangtua Karaeng Caddi ikut gembira. Tetapi persoalannya, kekasih anaknya itu berbeda agama. Namun karena cinta yang telah membara Elis pun ikhlas mengikuti agama pacarnya sehingga mereka pun melanjutkan jalinan cinta ke pelaminan.(tasman banto)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved