Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pariwisata

Bunker Jepang di Lakkang Seperti Terowongan Vietcong

Bunker Jepang di Lakkang Seperti Terowongan Vietcong

Editor: Muh. Irham
TRIBUN-TIMUR.COM - Makassar punya satu lagi obyek sejarah. Bunker peninggalan tentara Dai Nippin (Jepang) di Lakkang, Kecamatan Tallo, tergali, Sabtu (19/3). Bunker ini sudah tertimbun sekitar 50 tahun lamanya.

Penggalian dilakukan bahu-membahu oleh personel Koramil Tallo, Lantamal VI, dan masyarakat Lakkang pada kerja bakti yang diselenggarakan atas inisiatif Lingkar Penulis Pariwisata (LPP) dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Makassar.

Ini adalah satu dari tujuh bunker yang ada di Lakkang. Penggalian dilakukan terhadap tiga bunker yang masih bisa diselamatkan. Empat bunker lainnya sudah hancur dan dibanguni rumah warga di atasnya.

Bunker pertama berbentuk ruang lebar di dalam tanah seluas kurang lebih 15 x 15 meter. Pintu masuk ke bunker adalah sebuah terowongan kecil berdiameter sekitar 70 centimeter. Terowongan itu hanya cukup dilewati satu orang. Itupun harus dengan membungkuk.

Karena cukup besar, bunker pertama diperkirakan sebagai bunker utama yang berfungsi sebagai tempat perlindungan dan logistik. Ruang dalam bunker berbentuk persegi empat tanpa sekat yang diperkirakan bisa memuat hingga 20 orang serdadu.

Bunker kedua yang terletak di sebelah barat bunker utama lebih kecil ukurannya, sekitar 7 x 7 meter saja. Memiliki dua pintu berbentuk terowongan berukuran sedikit lebih besar dari bunker pertama.

Bunker kedua diperkirakan sebagai bunker pertahanan yang berfungsi melindungi bunker utama dari serangan tentara Sekutu dari arah Kota Makassar. Tentara Nippon bersembunyi di dalamnya sambil menembaki musuh.

Bunker ketiga berbentuk terowongan memanjang dengan dua pintu. Ukurannya seperti bunker pertama. Fungsinya diperkirakan sebagai juga sebagai bunker pertahanan dari serangan tentara Sekutu dari arah timur laut.

Berdasarkan surevei pendahuluan yang dilkukan oleh personel Lantamal VI, bunker itu diperkirakan dibangun antara tahun 1944-1945 atau pada masa-masa akhir kekuasaan Jepang di Indonesia. Material bunker adalah semen, batu sungai, dan pasir muara.

Masih berdasarkan survei Lantaman VI, kompleks bunker di Lakkang adalah bunker pertahanan yang digunakan saat Jepang mulai terdesak kalah. Tentara Nippon yang kalah di Makassar lari ke Lakkang dan bartahan di bunker itu sampai bantuan datang.

Lakkang dipilih sebagai tempat penyelamatan karena lokasinya yang, saat itu, relatif sulit dijangkau. Lakkang adalah daratan dekat delta Sungai Tallo yang dikelilingi air sungai. Serangan darat ke Lakkang tidak bisa langsung dilakukan kecuali harus menyeberang terlebih dulu.

Keberadaan bunker itu sebenarnya sudah lama diketahui. Namun tetap dibiarkan tertimbun tanah sampai wilayah ini ditetapkan sebagai desa wisata dan ramai diberitakan media massa.

Rencana penggalian bunker ini, sebulan sebelumnya, telah mendapat tanggapan luas. Tak heran, pelaku industri bersemangat memberikan dukungan kepada Pemerintah Kota Makassar seperti PT XL Axiata, PT Jamsostek, Coca Cola, PT Makassar Tene, dan lain sebagainya.

Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin, dalam dialog bersama warga Lakkang, kemarin, bahkan membayangkan bunker itu bisa menjadi obyek wisata seperti terowongan Vietcong di Vietnam. Hanya saja ukurannya lebih kecil dan lebih pendek.

"Lakkang akan menjadi sangat menarik dengan adanya bunker ini. Penggalian hari ini (kemarin) adalah permulaan saja. Kita akan terus menggali sampai bunker ini benar-benar menjadi obyek wisata," katanya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Makassar, Rusmayani Madjid, mengatakan, penggalian ini merupakan upaya awal menjadikan Lakkang sebagai desa wisata. Selain suasana desa, daratan yang dikelilingi sungai ini juga memiliki obyek sejarah berupa bunker.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved