Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Warga Gowa Tewas Tenggelam Bersama 2 Cucunya, Ini Kejadian Mistis Sehari Sebelumnya

Dua hari lalu, Dg Labbang bersama dua cucunya, Radit (10) dan Akbar (8), tewas tenggelam saat mencari ikan di sungai tak jauh

Penulis: Darullah | Editor: Imam Wahyudi
darullah/tribuntakalar.com
Samsuddin Dg Labbang 

TRIBUNTAKALAR.COM, MANDALLE - Suasana duka masih menyelimuti keluarga almarhum Samsuddin Daeng Labbang (60), warga Desa Dusun Pare' Balang, Desa Mandalle, Kecamatan Bajeng, Gowa.

Dua hari lalu, Dg Labbang bersama dua cucunya, Radit (10) dan Akbar (8), tewas tenggelam saat mencari ikan di sungai tak jauh dari rumahnya, Minggu (21/7/2019). 

Sungai ini tak bernama. Warga setempat hanya menyebutnya sungai Dusun Maccini Sombala, Desa Bonto Sunggu.

Baca: Sebelum Dianiaya oleh Oknum Polisi Takalar, Pelayan Kafe Mengaku Diseret

Baca: Pencuri Sapi di Takalar Sakit Saat Diangkap, Polisi Lakukan ini

Baca: DPRD Takalar Gelar Rapat Paripurna, Ini Dibahas

Sungai ini merupakan perbatasan Desa Bontosunggu, Kecamatan Bajeng, Gowa dengan Desa Tamasaju, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar.

Putri Daeng Labbang, Ramlah (33), mengatakan sehari sebelum meninggal, Sabtu (20/7/19), ayahnya sempat membawa pulang ikan buntal masih hidup yang besarnya seperti bola kaki.

Ikan itu dia tangkap di sungai tersebut.

Dilansir wikipedia, ikan buntal atau tetraodontidae adalah sebuah famili dari ikan muara dan laut yang berasal dari ordo tetraodontiformes. Ikan buntal secara umum dipercayai sebagai vertebrata paling beracun kedua di dunia setelah katak racun emas.

Sesampainya di rumah, ikan tersebut dimaini oleh Radit, Akbar, dan Farhan (10), korban selamat dalam kasus ini.

"Ikan buntal itu ditusuk-tusuk mulutnya sama Radit dan Akbar sampai mati. Tapi si Farhan tidak ikut menusuk, cuma ikut menyiram ikan itu," kisah Ramlah kepada TribunTakalar.com.

Setelah ikan mati, Daeng Labbang membuangnya di belakang rumah.

Malam harinya, sekitar pukul 20.00 wita, burung gagak hitam yang jumlahnya cukup banyak beterbangan di atas rumah Dg Labbang.

"Kalau ada burung seperti itu, orang-orang di sini menganggap sebagai tanda akan datangnya sebuah musibah," kata Ramlah yang ditemui di rumahnya, Dusun Pare' Balang, Selasa (23/7/2019).

Tapi pada saat itu, kata Ramlah, mereka sekeluarga tidak menyadari datangnya burung-burung tersebut sebagai sebuah pertanda akan datangnya musibah.

Hingga keesokan harinya, Daeng Labbang mengajak Radit, Akbar, dan Farhan ke sungai sedalam sekitar 3 meter itu untuk mencari ikan.

Ramlah menceritakan, saat turun ke sungai, Dg Labbang menggendong Farhan di pundaknya, memegang Akbar pakai tangan kanan dan Radit di tangan kiri.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved