BSN Kerjasama dengan BBIHP Gelar Capacity Building untuk Perkuat Mutu dan Kualitas Produk Industri
Mutu atau kualitas ini merupakan bagian terintegrasi dari perlindungan konsumen barang yang dibeli sesuai dengan yang tercantum dalam label.
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Mutu atau kualitas merupakan bagian dan syarat mutlak dari produk industri.
Hal ini sudah menjadi bagian dari standar dan best practice.
Kapal Perang Lantamal VI KAL Birang I-6.61 Terlibat Latihan SAR Bersama Basarnas
Praktisi Hukum Tata Negara: Hak Angket DPRD Sulsel Destruktif
Inilah Bandar Narkoba Asal Sidrap, Agus Sulo Pemilik Aset Miliaran Rupiah
Malam-malam, Iqbal Kumpul SKPD Kota Makassar Rapat Percepatan Serapan Anggaran
Bentrok Jadwal Final Piala Indonesia, Tiga Pertandingan Liga 1 PSM Ditunda
Mutu atau kualitas ini merupakan bagian terintegrasi dari perlindungan konsumen barang yang dibeli sesuai dengan yang tercantum dalam label.
Untuk mendorong daya saing dan perlindungan konsumen Indonesia dibutuhkan standardisasi.
Infrastruktur mutu terdiri dari Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) yang terakreditasi dan diakui global.
Plt Kepala BHIHP Iken Retnowulan, MT mengatakan LPK harus selalu diperkuat baik dari sisi jumlah maupun kualitasnya.
“Badan Standardisasi Nasional (BSN) bertugas untuk memperkuat infrastruktur mutu
nasional lewat tiga pilar yaitu standardisasi, penilaian kesesuaian, dan metrology,” katanya.

Untuk memperkuat kualitas LPK yang ada, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan capacity building LPK.
Capacity building LPK digelar di kantor Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar , Rabu (17/7/2019).
Dalam kegiatan ini diisi pemaran materi dari para narasumber yang akan menyampaikan materi terkait Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Nasional, Fasilitasi Lembaga Penilaian Kesesuaian, dan Informasi Proses Akreditasi.
“Melalui kegiatan ini, kami juga berharap terjadi kerja sama yang erat antara LPK-LPK yang berada di sulawesi selatan,dan dapat terjalin terus dengan baik,” tambahnya.
Adapun maksud kegiatan hari ini diantaranya menggali potensi LPK di Sulawesi untuk mendukung komoditas produk unggulan daerah.
Apalagi Sulawesi Selatan kaya dengan potensi alamnya, seperti komoditi perkebunan, hasil laut dan hasil tambang serta produk-produk khas daerah (makanan khas, sutera, dan kerajinan).
Namun untuk melakukan pengujian kualitas maupun sertifikasi produk masih terhambat kurangnya kompetensi LPK-LPK yang ada di Sulawesi Selatan, sehingga banyak masyarakat atau para pelaku industri yang melakukan pengujian atau sertifikasi di pulau Jawa.
“Tentu saja hal demikian pada akhirnya akan menurunkan daya saing produk yang dihasilkan,” pungkasnya. (*)
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: