Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Anak Pulau Lanjukang Belajar Kenal Huruf Menggunakan Kail

Tak heran banyak di antara mereka yang buta huruf. Ada juga yang hanya mengenyam pendidikan hanya sampai sekolah dasar

Penulis: Wahyu Susanto | Editor: Muh. Irham
Handover
Mahasiswa PKM Unhas tengah mengenalkan huruf kepada anak-anak di Pulau Lanjukang, Makassar 

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Pulau Lanjukan adalah salah satu pulau terluar di Kota Makassar. Jaraknya kurng lebih 40 km dri bibir Pantai Losari atau tiga jam perjalanan dengan perahu jolloro dari Dermaga Kayubangkoa, Makassar.

Pulau ini hanya diisi oleh 14 kepala keluarga dengan mata pencaharian adalah nelayan. Akses ke pulau ini terbilang sulit. Selain karena berada di tengah lautan, sewa perahu untuk ke pulau ini terbilang cukup mahal untuk masyarakat kebanyakan.

Karena jauhnya jarak dari pulau ke pulau-pulau lainnya di sekitar Pulau Lanjukan, menyebabkan sebagian besar anak-anak di pulau ini tidak mengenyam pendidikan secara maksimal.

Tak heran banyak di antara mereka yang buta huruf. Ada juga yang hanya mengenyam pendidikan hanya sampai sekolah dasar. Setelah itu, mereka membantu orangtuanya mencari ikan di laut.

Melihat fenomena ini, sejumlah mahasiswa Unhas yang tergabung dalam Program Kreatifitas Masyarakat (PKM) mendatangi pulau tersebut dan menyelenggarakan pendidikan luar sekolah selama kurang lebih sepekan.

“Kami merasa prihatin dengan kondisi anak-anak di Lanjukang. Sebagian besar dari mereka tidak bersekolah. Bahkan banyak di antaranya yang buta huruf alias tidak mengenal huruf,” kata
Wildayati, salah seorang anggota tim PKM dari Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas.

Para mahasiswa ini terdiri dari Nur Yanti Pangloli (FIKP/2015), Aisyah Humairah Jibril (FIKP/2015), Andi Risang Qinthar Latunra (FIB/2015), Giovanni Tri Hadi Wibowo Budiardjo (Pertanian/2015), dan Wildayati Khairiyah Syamsuddin (FIKP/2016) membuat inovasi Metode Pancing:Sistem Eliminasi Buta Aksara Untuk Pembelajaran Membaca Dini Bagi Anak Pra-Sejolah di Pulau Terluar Sulawesi Selatan.

Mereka melibatkan anak-anak putus sekolah dengan melakukan kegiatan belajar mengajar dan pendampingan. Anak-anak diajari mengenal huruf sambil bermain menggunakan mainan yang dekat dengan kehidupan mereka seperti kail dan ikan mainan.(cr3)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved