Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tajul Al Kwalwatiyah Gowa Dibubarkan, Ini 21 Point Penjelasan MUI

Aliran kepercayaan tarekat Tajul Al Khalwatiyah yang berlokasi di Kabupaten Gowa ini, diketahui telah mendapat fatwa larangan dari MUI Kabupaten Gowa.

Penulis: Ari Maryadi | Editor: Sudirman
Foto Humas Polres Gowa
Ketua Komisi Fatwa MUI Gowa Prof Dr H Abd Renreng menyerahkan surat keputusan fatwa larangan kepada pemimpin aliran Tarekat Al Khalwatiyah, Puang La'lang, di Aula Endra Dharmalaksana Mapolres Gowa. 

TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA - Aliran keagamaan dan kepercayaan tarekat Tajul Al Khalwatiyah, diberi waktu dua pekan untuk mempelajari dan menyesuaikan diri terhadap fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Aliran kepercayaan tarekat Tajul Al Khalwatiyah yang berlokasi di Kabupaten Gowa ini, diketahui telah mendapat fatwa larangan dari MUI Kabupaten Gowa.

Santri dan Alumni DDI Mangkoso Ikuti Halalbihalal di Masjid Al Markaz Maros

Pak Ogah Kembali Menjamur di Kota Makassar, Lalu Lintas Padat

Sekretaris Kabupaten Gowa Muchlis, bersama Kajari Gowa, meminta kepada pemimpin dan pengikut Tarekat Al Khalwatiyah, untuk mempelajari dan menyesuaikan diri terhadap fatwa MUI yang telah diberikan.

"Jadi rabu kemarin telah dihentikan aktivitas penyebaran aliran dan ajaran tersebut. Silakan mengajarkan yang sesuai dengan hadist," kata Muchlis di Gowa, Sabtu (15/6/2019).

Berdasarkan Keputusan Fatwa MUI No Kep 01/MUI-Gowa/XI/2016, ada beberapa poin yang menjadi dasar aliran Tajul Khalwatiyah Syekh Yusuf diklaim sesat.

1. Bahwa disamping Alquran ada Kitabullah yang terdiri atas 10 juz yang penjelasannya juga terdiri dari 10 juz berupa hadis qudsy

2. Kitabullah yang dimaksud adalah kitab yang diajarkan Nabi Muhammad SAW kepada Syekh Yusuf di surga yang kemudian ditemukan di peti jenazah syekh yusuf

3. Alquran adalah modifikasi modern 6400 ayat, yang seharusnya 6666 ayat

4. bahwa sesungguhnya kebenaran itu tidak ada dalam alquran

5. Mengangkat dirinya sendiri sebagai mursyid (mahaguru) dan rasul, yang selanjutnya menjadi tuhan bagi seluruh manusia mulai jam 9 tanggal 9 bulan 9 tahun 1999.

6. Bahwa setiap yang maujud (ada) adalah Allah (wihdatul wujud)

7. Manusia bila sudah wafat, maka akan diangkat oleh Allah menjadi tuhan yang sebenarnya

8. Orang yang sudah baiat/taubat nasuhah, sudah sampai pada pangkat ketuhanan Allah SWT yang disebut puang, karaeng, raden, la ode, dzatullah, dll.

9.Ketika melakukan hubungan suami istri ada 7 unsur yang ikut mencetak yaitu Allah Pencipta, Allah Mama, Allah Bapak, Allah Iblis, Allah Jin, Allah Syaitan, Allah Nafsu dan yang diakikahkan hanya untuk empat unsur terakhir (Allah Iblis, Allah Jin, Allah syaitan, Allah Nafsu) jika tidak maka keempat unsur tersebut akan menuntut amal baiknya diakhirat kelak.

10. Dalam hal mencetak anak , Nabi Muhammad SAW telah berbagi hari dengan iblis. Senin, kamis, jumat bagian Nabi SAW, sedangkan hari selasa, rabu, sabtu dan ahad bagian iblis. Anak yang dihasilkan pada tiga hari bagian nabi pasti baiat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved