Ini Doa Dibaca Sebelum Mencoblos Surat Suara, Dosa Saksi TPS yang Bersaksi Palsu Menurut UAS
Ini Doa Dibaca Sebelum Mencoblos Surat Suara, Dosa Saksi TPS yang Bersaksi Palsu Menurut UAS
Ini Doa Sebelum Mencoblos yang Dianjurkan Gus Mus, UAS Ungkap Dosa Saksi TPS yang Bersaksi Palsu
TRIBUN-TIMUR.COM - Pesta demokrasi Pemilihan Presiden (Pilpres 2019) dan Wakil Presiden, Anggota Legislatif (Pileg 2019), dan Dewan Perwakilan Daerah akan dilaksanakan serentak di seluruh penjuru Indonesia pada 17 April 2019.
Berita ini nantinya akan menjawab pertanyaan soal doa apa yang sebaiknya diucapkan saat hendak mencoblos surat suara Pilpres 2019 maupun Pileg 2019.
Dikutip dari www.nu.or.id dari artikel berjudul 'Sebelum Mencoblos Surat Suara, Gus Mus Berpesan Baca Doa Ini', Pengasuh Pondok Pesantren Roudlatut Thalibin, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah KH Musthofa Bisri (Gus Mus) mengajak seluruh warga negara Indonesia untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) guna menunaikan 'hak kedaulatan' dengan riang gembira.
Mustasyar PBNU ini menyarankan para pemilih khususnya umat Islam, sebelum mencoblos calon-calon pilihan masing-masing, untuk mengawalinya dengan terlebih dahulu membaca istighfar, memohon ampun kepada Allah SWT.
Setelah membaca istighfar, ia mengajak umat Islam untuk membaca doa: "Allãhumma lã tusallith 'alainã bidzunűbinã man lã yakhãfuKa walã yarhamunã." (Ya Allah ya Tuhan kami, janganlah Engkau kuasakan atas kami, karena dosa-dosa kami, pemimpin yang tidak takut kepadaMu dan tidak mempunyai belas kasihan kepada kami).
"Semoga Allah menyertai kita dengan taufiq-hidayahNya," pungkasnya
Selain para tokoh NU yang aktif mengajak warga negara untuk menyalurkan aspirasinya, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) juga telah memberikan sejumlah imbauan untuk menggunakan hak pilih dengan nalar dan naluri.
BNU juga telah menjelaskan ukuran subjek yang dipilih, baik calon presiden dan wakil presiden serta calon legislatif ialah shiddiq (jujur), tablīgh (menyampaikan pesan positif, pesan kebaikan, pesan menggembirakan), amânah (amanah), dan fathânah (cerdas).
“Karena itu, kepada seluruh warga negara yang telah memenuhi syarat, Nahdlatul Ulama mengimbau agar tidak golput,” kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam konferensi pers menjelang pemilu 2019 di Kantor PBNU Jakarta Pusat, Senin (15/4/2019) kemarin.
Politik Uang Primitif
Sementara itu, pakar hukum, Mahfud MD, mengingatkan untuk menghindari politik uang menjelang digelarnya pemungutan suara Pileg dan Pilpres 2019.
Ya, Mahfud MD dan Ustadz Abdul Somad (UAS) menjelaskan soal politik uang menjelang Pilpres 2019 atau menjelang hari pencoblosan Pilpres 2019.
Menurut Mahfud MD, politik uang itu amoral, juga menjadi pertanda demokrasi primitif.
"Hindari amoralitas politik uang. Politik uang itu amoral, pertanda demokrasi primitif," tulis Mahfud di akun Twitternya.