Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Psikolog Unibos: Pelecehan Seksual di Sulsel Bagai Fenomena Gunung Es

Penindakan terhadap pelaku disebutkan tidak cukup memberantas, tetapi harus dibarengi dengan pencegahan.

Penulis: Hasan Basri | Editor: Hasrul
HANDOVER
ilustrasi pencabulan 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Hampir semua daerah di Sulsel ada kasus pencabulan. Di wilayah Polres Tana Toraja misalnya, dalam dua bulan terakhir ada 10 kasus pencabulan anak di bawah umur.

Di Kabupaten Wajo, dalam dua bulan terakhir Polres Wajo sudah menangani lima kasus pencabulan anak. Daerah lainnya juga hampir setiap bulan selalu saja ada kasus pemerkosaan terhadap anak di bawah umur. Rerata pelaku orang dekat korban.

Baca: Hukuman yang Pantas Diberikan kepada Kepa Arrizabalaga Menurut Legenda Chelsea

Psikolog Universitas Bosowa (Unibos), Titin Florentina menilai tren tingginya pelecehan seksual terhadap anak sebenarnya sudah lama terjadi.

"Seperti  di Makassar kalau dari data juga cukup tinggi, itu bagaikan fenomenan gunung es, yang muncul hanya sebagian saja," ujarnya.

Kenapa demikian?  Karena kasus  yang muncul ke permukaan tak sebanding dengan kasus yang dibiarkan hilang seiring berjalannya waktu.

Baca: Satu Lagi Penyebar Berita Bentrok Karyawan PT IMIP Morowali Ditangkap

Kasus kekerasan atau pelecehan seksual masih tinggi dan sulit diberantas karena terdapat beberapa kelemahan seperti kelemahan dari segi penegak hukum.

Tetapi kelemahan ini bisa ditingkatkan lewat koordinasi dengan pemerintah terkait serta para tokoh masyarakat, tokoh agama.

Penindakan terhadap pelaku disebutkan tidak cukup memberantas, tetapi harus dibarengi dengan pencegahan.

Baca: TRIBUNWIKI: Ungkap Nasihat untuk Single Mom, Ini Profil Gisel Hingga Bercerai dengan Gading Marten

Lewat pencegahan, harus ada peran aktif untuk meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dalam memberikan pemahaman potensi dan dampak dari pelecehan seksual ini jika terjadi.

"Pemerintah memang seharusnya lebih giat harus dan harus konsisten menjalankankan fungsi kontrol. Jangan hanya sekali, tetapi harus dikawal terus,"  sebutnya.

Selain itu peran keluarga atau orangtua. Orangtua harus menjaga bua hatinya dan meningkatkan kewaspadaan. Orangtua juga memberikan pendidikan seks kepada anak sejak dini.

Baca: TRIBUNWIKI: Pemenang Aktor Pemeran Pembantu Terbaik di Piala Oscar 2019, Ini Profil Mahershala Ali

Misalnya, memberikan pemahaman tentang apa itu pelecehan, bagaimana yang boleh disentuh orang dan tidak. Siapa saja mereka harus mereka berinteraksi.

"Ketika anak mengetahui anak anak ini bisa langsung bisa menghindari dan berteriak. Orangtua juga harus berani melaporkan jika menemukan perlakuan seperti itu kepada anaknya," ujarnya.

Fenomena gunung es terhadap kasus pelecehan seksual kepada anak bakal terus terjadi, jika keluarga dan lingkungan tetap menutupi peristiwa itu.

Baca: Curi Ponsel di SMA Muhammadiyah Makassar, Warga Jl Pontiku Ini Diciduk Polsek Rappocini

Adapun  penyebab para pelaku tergerak melakukan pelencehan seksual kata Titin ada beberapa faktor. Pertama adalah  kesempatan. Pelaku kerap menjadikan anak jadi pelampiasan karena anak dianggap lemah.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved