PB IPMR Komentari Jenazah Warga Tedeboe Luwu Utara Digotong 45 Km
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Rampi (PB IPMR), Bangsi Bati, sedih melihat kejadian itu.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNLUTRA.COM, RAMPI - Jenazah Renti Tanta, warga Desa Tedeboe, Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, digotong 45 kilometer.
Digotong dari Desa Badangkaia, Kecamatan Lore, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah ke Tedeboe, sebuah desa di pegunungan Luwu Utara.
Keluarga Renti tak mampu membayar ongkos pesawat. Rp 50 juta.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Rampi (PB IPMR), Bangsi Bati, sedih melihat kejadian itu.
"Ini tidak akan terjadi andai fasilitas kesehatan di kecamatan kami sudah memadai," kata Bangsi, Senin (11/2/2019).
Menurut Bangsi, melengkapi fasilitas Puskesmas Rampi harusnya jadi prioritas pemerintah.
"Supaya tidak ada lagi pasien yang dirujuk ke Masamba. Kalau dirujuk dan ada yang menemui ajalnya di Masamba keluarga kesulitan membawa jenazah pulang," katanya.
Diberitakan sebelumnya, gotong jenazah kembali dilakukan puluhan warga Rampi. Satu dari tiga kecamatan pegunungan Luwu Utara.
"Ditandu sehari dengan jarak sekitar 45 kilometer. Melalui hutan belantara yang penuh dengan terowongan dan tanjakan," ujar warga Rampi, Frans.
Renti meninggal dunia di RSUD Andi Djemma Masamba pada Kamis (7/2/2019).
Awalnya, keluarga ingin membawa jenazah menggunakan pesawat perintis dari Bandara Andi Djemma Masamba.
"Tapi tarifnya sangat mahal, Rp 50 juta. Di mana kita mau ambil uang," ujar Frans.
Pun dengan jalur darat dari Masamba tidak dapat dilakukan karena akses jalan hanya bisa dilalui dengan motor modifikasi.
Keluarga berunding dan memutuskan membawa jenazah ke Badangkaia menggunakan ambulans bantuan pemerintah kecamatan, Kamis malam.
"Perjalanan dari Masamba ke Badangkaia sekitar delapan jam," kata Frans.
Sampai di Badangkaia, Jumat (8/2/2019) pagi, jenazah tidak langsung digotong karena menunggu keluarga dari Rampi.
"Nanti digotong pada hari Sabtu (9/2/2019) setelah warga dari Rampi tiba. Karena dibutuhkan banyak tenaga," kata dia.(TribunLutra.com)
Laporan Wartawan TribunLutra.com, @chalik_mawardi_sp