Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mpas Mimesis FSD UNM Buka Donasi untuk SD 144 Holiang Maros

Posko donasi ini dibuka sejak Senin-Kamis (4-21/2/2019) mendatang di Fakultas Seni dan Desain (FSD) Universitas Negeri Makassar (UNM) Jl Malengkeri

Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Nurul Adha Islamiah
Nur Fajriani/Tribun
Suasana posko donasi MPAS Mimesis di Kampus FSD UNM Jl Malengkeri, Kota Makassar, Kamis (7/2/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Nur Fajriani R

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Mahasiswa Pencinta Alam dan Seni Budaya atau Mpas Mimesis FSD Universitas Negeri Makassar atau UNM buka donasi untuk SD 144 Holiang Maros, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Posko donasi ini dibuka sejak Senin-Kamis (4-21/2/2019) mendatang di Fakultas Seni dan Desain (FSD) Universitas Negeri Makassar (UNM) Jl Malengkeri, Kota Makassar.

Kegiatan ini dalam rangka Bakti Sosial yang bertajuk ‘Untuk Mereka #3'. Anggota dan pengurus MPAS Mimesis akan berangkat pada Minggu (24/2/2019). Dengan berbagai rangkaian diantaranya belajar mengajar, pentas seni, pembenahan sekolah.

Baca: TRIBUNWIKI: YouTube Sudah Hadir Sejak 2005, Ini Sejarah, Pencipta, dan Video yang Diunggah Pertama

Baca: 7 Siswi Sekolah Putri Darul Istiqomah Maros Studi Banding Ke Turki

Baca: KPMP Maros Curiga Grand Mal Batangase Maros Tidak Kantongi Amdal

Ketua Umum MPAS Mimesis FSD UNM Imran mengatakan donasi dibuka untuk seluruh masyarakat.

“Bukan hanya anak UNM saja. Kami juga berharap ada donasi dari masyarakat Kota Makassar,” katanya kepeda Tribun Timur, Kamis (7/2/2019).

Jika pendonasi tidak sempat membawa donasinya langsung ke Kampus FSD UNM, panitia siap menjemput dengan menghubungi 085241494174 /085396020321. Atau via transfer BTN: 0007201560006397 atas nama Imran.

Mereka memilih Dusun Holiang yang terletak di pedalaman Maros karena kondisi dusun tersebut masih tergolong memprihatinkan. Terkhusus SD yang hanya memiliki 22 murid dan delapan guru. Serta bangunan dari kayu yang hanya memiliki dua ruangan utama.

“Kami dari observasi ke lokasi. Oleh sebab itu kegiatan mengajar bukan hanya pada siswa di sekolah tapi juga pada warga karena mereka masih banyak yang buta huruf,”ujar lelaki angkatan 2014 ini.

Selain itu, ia juga menambahkan pendidikan pada SD tersebut masih sangat terbelakang dari SD yang berada di perkotaan. Mata pelajaran yang diterima dikota belum sepenuhnya diterima diantaranya Seni dan Bahasa Inggris.

“Kami berharap banyak yang terketuk hatinya untuk memberi donasi,” tambahnya.

(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved